Lilypie Kids birthday PicLilypie Kids birthday Ticker
Google

Welcome Note

This site/blog will tell the world more about my lovely son, named Agus Surya Yoewira or Yoe Wen Yang (his Chinese name). Beside uploading his photos and stories, I will also quote nice, spiritual and touching stories or articles from other resources. Hope this site/blog will be inspiring and useful for other moms in this world.
(Indonesian: Site/blog ini kupersembahkan oentoek putraku terkasih, Agus Surya Yoewira/Wen Yang. Walaupun tidak detail amat, akan selalu kutuliskan perkembangan dia baik melalui tulisan, cerita atau foto-foto. Selain itu ada macam-macam puisi, tantra, kalimat indah dan artikel-artikel yang semoga dapat berguna dan menjadi inspirasi bagi yang membacanya)

MY OATH TO YOU

When you are sad, ………………. I will dry your tears
When you are scared, …………….. I will comfort your fears
When you are worried, …………… I will give you hope
When you are confused, ………….. I will help you cope
And when you are lost, …………… and cant’t see the light, I shall be your beacon….Shining ever so bright.
This is my oath………… I pledge till the end. Why you may ask? ……………… Because you’re my son.


FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER (I) (L)OVE (Y)OU

Surya's reply :-D

Every love that you've been given to me
will never ever go away
coz your loves are
my spirit .......
my light ........
my destination ......
my guide ...........
and
my everything......

LOVE YOU, MOMMY.... !!!

Surya's Slide Show! (new born until 2 years old)

Mendidik itu Memajukan

Semoga bisa menjadi renungan bagi para pendidik dan kita ......

*Thursday, 15 July 2010*

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. *

Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.

Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?"

"Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.*

*Budaya Menghukum *

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya.

Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

"Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,"lanjutnya. "Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! " Dia pun melanjutkan argumentasinya.

"Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai "A", dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap.

Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafikgrafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian. *

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti." Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan "gurunya salah". Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

*Melahirkan Kehebatan *

Bisakah kita mencetak orang orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.*

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*) *

Ditulis oleh:
*RHENALD KASALI *
*Ketua Program MM UI*

Gifts From The Heart for Women

Che Na:

Kisah berikut ini sangat menyentuh perasaan, dikutip dari buku "Gifts From The Heart for Women" karangan Karen Kingsbury. Buku ini dapat Anda peroleh di toko buku Gramedia, maupun toko buku lainnya. Kisahnya sbb:

Bahkan Seorang Anak Berusia 7 Tahun Melakukan Yang Terbaik Untuk ......

Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak laki2 berusia tujuh tahun yang bernama Luke. Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke bukanlah seorang pemain yang hebat. Pada setiap pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir di setiap pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat memukul bola maupun tidak.

Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya saat masih kuliah. Kehidupan mereka berdua setelah pernikahan berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun. Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu yang biasa dilakukannya pada malam hari.

"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti dia". "Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari penggantinya."

Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian. Ibunya pindah untuk tinggal bersamanya. Bersama-sama, mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah yg dihadapi anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan selalu bersikap optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga selalu berusaha menjadi seorang ayah bagi Luke.

Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu, Sherri selalu datang dan bersorak-sorai untuk memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang diri. "Pelatih", panggilnya.

"Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang? Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?"

Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke. Luke masih kurang dapat bekerja sama antar pemain. Namun dalam pertandingan sebelumnya, Luke berhasil memukul bola dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah datangnya bola. Pelatih kagum tentang kesabaran dan sportivitas Luke, dan Luke tampak berlatih extra keras dalam beberapa hari ini.

"Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian ditariknya topi merah Luke. "Kamu dapat bermain hari ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu." Hati Luke bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain. Sore itu, ia bermain dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil melakukan home run dan mencetak dua single. Ia pun berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga membuat timnya berhasil memenangkan pertandingan.

Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum pernah melihat Luke bermain sebaik itu. Setelah pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir lapangan. "Pertandingan yang sangat mengagumkan," katanya kepada Luke. "Aku tidak pernah melihatmu bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang membuatmu jadi begini?"

Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air mata kebahagiaan. Luke menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata "Pelatih, ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Ibuku sangat sedih. Ia buta dan tidak dapat berjalan dengan baik, akibat kecelakaan itu.

Minggu lalu,......Ibuku meninggal." Luke kembali menangis.
Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan terbata-bata "Hari ini,.......hari ini adalah pertama kalinya kedua orangtuaku dari surga datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan mereka.......". Luke kembali menangis terisak-isak.

Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan mengizinkan Luke bermain sebagai pemain utama hari ini. Sang pelatih yang berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menenangkan Luke yang masih menangis. Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan perasaannya sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang pelatih, tetapi sebagai seorang anak.....

Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia sadar bahwa dalam hal ini, ia belajar banyak dari Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun ayah dan ibunya sudah pergi selamanya............Luke baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu mencintainya........

Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, membahagiakan mereka, membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka.

Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal seumur hidupnya...............

Hikmah yang dapat kita renungkan dari kisah Luke yang HANYA berusia 7 TAHUN :

Mulai detik ini, lakukanlah yang terbaik utk membahagiakan ayah & ibu kita. Banyak cara yg bisa kita lakukan utk ayah & ibu, dgn mengisi hari-hari mereka dgn kebahagiaan. Sisihkan lebih banyak waktu untuk mereka. Raihlah prestasi & hadapi tantangan seberat apapun, melalui cara-cara yang jujur utk membuat mereka bangga dgn kita. Bukannya melakukan perbuatan2 tak terpuji, yang membuat mereka malu.

Kepedulian kita pada mereka adalah salah satu kebahagiaan mereka yang terbesar. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk membahagiakan ayah dan ibunya. Bagaimana dengan Anda ? Berapakah usia Anda saat ini ? Apakah Anda masih memiliki kesempatan tersebut ? Atau kesempatan itu sudah hilang untuk selamanya.........?

Mohon KEMURAHAN HATI Anda untuk menyebarkan kisah ini kepada sanak keluarga Anda, famili, teman2, rekan2 kerja, rekan2 bisnis, atasan, bawahan, sebuah kelompok organisasi ataupun perusahaan, PELANGGAN, serta siapa saja yang Anda temui.

Ada 4 kemungkinan respon dari pihak2 yang telah membaca kisah ini.
PERTAMA, cuek / tidak peduli / tidak mengerti kisah ini.
KEDUA, tersentuh dengan kisah ini, tetapi tidak melakukan apapun.
KETIGA, tersentuh dengan kisah ini, intropeksi diri, tetapi tidak melakukan apapun. KEEMPAT, tersentuh, intropeksi diri, lalu segera bergerak aktif untuk lebih memperhatikan kedua orangtuanya dan menjadi seorang anak yang lebih berbakti.

Bila di antara sekian banyak orang yang memperoleh kisah ini dari Anda, ada satu saja yang termasuk kategori nomor EMPAT, ini berarti Anda telah berhasil menyadarkan seseorang akan betapa pentingnya orangtuanya. Bayangkan kebahagiaan seorang anak yang bersyukur bahwa ayah dan ibunya masih hidup, lalu berusaha membahagiakan mereka. Lalu orangtuanya yang begitu bahagia mengetahui bahwa anaknya juga begitu mencintainya, seorang anak yang berbakti. Kebahagiaan ini lebih berharga daripada tumpukan emas permata.

Mereka sungguh beruntung dengan KEHADIRAN ANDA di dunia ini, yang BERMURAH HATI untuk menyebarkan kisah ini.

Ayah, Ibu, Ketahuilah, Saya Juga Mencintaimu Dengan Segenap Jiwa Ragaku............. :x :x :x

Renungan/Poet Bagus

Tina, seorang gadis yang baik hati satu kali ingin memberi kejutan pada Nenek Omi yang hidup sendiri. Ia datang membuat sebuah kue yang enak lalu membawanya ke rumah si nenek.

"Oh, buat Nenek? Puji Tuhan! Terima kasih, Tina. Nenek sangat suka,"kata nenek waktu menerima kue itu.

Melihat nenek Omi suka, seminggu kemudian Tina kembali membawa kue yang sama. "Terima kasih," jawab nenek singkat.

Lebih dari seminggu, komentar Nenek Omi kembali berbeda. "Tumben, kamu telat sehari," sahutnya.

Minggu selanjutnya, "Kuemu agak kemanisan. Nenek lebih suka rasa buah daripada coklat."

Karena sibuk, minggu selanjutnya Tina tidak sempat membuat kue, dan ketika ia berangkat kerja dan melewati rumah si nenek, nenek Omi keluar dan berteriak, "Hei Tina, mana kue nenek?"

Satu kutipan berkata,

"Saat kita melihat berkat yang sama setiap hari, kita akan tidak memperhatikannya lagi.
Ketika tidak lagi memperhatikan, kita berhenti menghargai.
Ketika tidak menghargai, kita berhenti bersyukur.
Ketika kita tidak bersyukur, kita mulai mengeluh."

Jika hari ini kamu menangis, bersyukurlah karena kamu tidak membuat orang lain menangis...

Jika hari ini kamu disakiti, bersyukurlah karena kamu tahu rasa sakit dan tidak menyakiti orang lain...

Jika hari ini kamu dikecewakan , bersyukurlah karena kamu tidak membuat orang lain kecewa...

Apapun yang kamu alami hari ini, tetaplah bersyukur karena kita belajar UNTUK MEMAAFKAN... .

Saat aku tak paham maksud Tuhan, aku memilih... percaya....

Saat aku tertekan oleh kekecewaan, aku memilih.... bersyukur... .

Saat rencana hidupku berantakan, aku memilih.... berserah....

Saat putus asa melingkupiku, aku memilih.... tetap maju.....

Dan saat ingin menuangkan message ini di blog, aku memilih.... KALIAN PARA PEMBACA ADALAH SAHABATKU, karena kamu sangat spesial di mata Tuhan...

Meme Luna udah berumur 11 bulan

Meme Luna udah belajar duduk sendiri tetapi gak mau merangkak, merangkak cuman sebentar trus duduk lagi :) Lututnya mungkin kesakitan ya me, hehe.... Baru sehari meme dibelikan pelindung lutut, smoga bentar lagi udah mau merangkak...

Selain duduk, meme senang dititah juga, kalau udah berdiri minta loncat2, lucu deh meme sambil tertawa menunjukkan 2 giginya yang baru tumbuh di bagian bawah.... Nah kalau yang nitah kecapaian ditaruhlah di baby walker. Meme dan koko Surya gak lama main kejar2 an setelahnya :) Koko mengendarai mobil2annya trus meme di baby walker.

Makannya lahap dan udah 2 hari ini dicoba bubur kasar… buburnya walaupun amis dia suka sekali. Jadi sampai sejauh ini meme tidak rewel makannya.

Kepintaran yang lain yang belum sempat mama tulis adalah udah ngoceh mama papa keke dan dada… kalau dada sambil melambaikan tangannya. Trus disuruh tepuk tangan atau clap your hands juga mau. Kemarin mama ajarin meme mengatupkan tangan sambil bilang pai-pai dan berdoa dimulai, eh pagi tadi pas mandi dia pai pai sendiri :) Kalau mama lihat sih perkembangan meme agak lambat dibandingkan koko karena usia 11 bln koko Surya udah lebih pintar dan udah mulai jalan merambat dengan pegangan meja atau kursi, trus gigi koko Surya udah 3 biji. Apa karena meme lahir blm waktunya ya… ah mama gak boleh mikir yang jelek2 dan gak boleh banding2kan meme ama koko Surya. Mama berdoa terus buat meme agar dijauhkan dari sakit penyakit dan menjadi anak yang normal, abisnya sekarang banyak penyakit yang aneh2 alias kelainan pada anak spt autis lah.

Oh ya mama mau cerita kalau meme gak mau disapa oleh orang yg gak dikenal, dia pasti akan nangis… belum lagi mama ajakin foto di studio juga nangis, akhirnya gagal terus deh foto di studio padahal mama harus kasih foto ke EO utk dibuatin foto klip utk acara ultah meme nanti. Tapi kalau ama org yg dikenal meme selalu tersenyum atau tertawa kalau digoda dan diajak bermain. Dia paling seneng bikin gelembung dari air liurnya atau kerrrrrrr gitu atau tangan dia ditempelin ke mulut kita utk mainan wawawawa…

Meme ini ada kerasnya juga lo, pas kokonya baca buku selalu diambil dan kalau kita minta gak boleh alias nangis keras2. Pernah koko Surya sampai marah ditarik paksa gitu, hehe lucu deh. Di satu sisi koko Surya belum mengerti arti pinjam atau mengalah, nah yang memenya juga masih bayi yang selalu minta dituruti keinginannya. Meme kalau udah pegang sesuatu jangan diambil atau diminta, dia akan marah. Jadi kalau mau minta harus dialihkan ke yang lain dulu spt dikasih mainan pengganti. Blm lagi kalau marah sambil teriak2, xixi kecil-kecil dah spt preman aja. Teriakan meme lbh keras dari kokonya.

Rambut meme tumbuh lbh sedikit dibandingkan koko krn pas bayi meme tidak digundul. Trus hidung meme lebih pesek lo dibandingkan koko :) Gak pa2 pesek ya asal sehat2 dan pintar, hehe. Kurang sebulan lagi meme mau ultah yg pertama, jangan nangis ya ntar di keramaian yang hadir, contohlah Koko Surya pas ultah pertama gak rewel sama sekali dan mengikuti acara dari awal sampai akhir dengan sukses. Nangis pun gak lo… Kalau meme nangis ntar bingung semua (",)

OK sehat2 selalu ya me. Tuhan memberkatimu !


Foto meme pas umur 11 bulan adalah :


Hari pertama Surya masuk TK-A

Surya dah tambah besar aja... Dia sekarang udah TK-A, umur udah mau 4 tahun, kurang 1 bln. kemarin hari pertama Surya masuk sekolah setelah libur sebulan. Surya bener-bener anak manis, bangun bisa pagi jam 6 kemudian spt biasanya sarapan, mandi & pakai seragam. Semua lancar2. Di sekolah pun kata papa lancar.... Surya mau salaman dan masuk sendiri. Surya juga sempat mencari guru-guru lamanya, yaitu Miss Filo dan Dita. Setelah bertemu Miss Dita, Surya menanyakan Miss Filo yang ternyata sudah pindah ke Belanda.

Surya mudah beradaptasi dan masuk ke kelas barunya, karena teman2 yang laki sama. Jadi teman barunya adalah yang perempuan saja karena penggabungan 2 kelas. Satu kelas terdiri dari 26 anak, lumayan banyak juga. Permainan di halaman katanya ada yang baru. Seperti biasanya, sebelum masuk kelas, Surya selalu bermain di halaman, entah jungkat jungkit, perusutan, bandulan, dan yg lain. Setelah bel berbunyi, anak-anak berbaris dan siap masuk ke kelas....

Di usia hampir 4 tahun, dah banyak kemajuan dalam diri Surya. Surya sudah mau pakai celana dalam & bisa melepas sendiri atau memakainya kembali. Minum susu sudah tanpa botol, pakai gelas. Makan kadang mau nyendok sendiri tapi seringnya disuapin. Trus pampers juga udah benar-benar tidak dipakai lagi. Kalau pas jalan-jalan, kita yang kudu mengingatkan utk tiap 2 atau 3 jam ditawari pipis. Kalau kita lupa mengingatkan & dah penuh, Surya gak nutut pipis di toilet, jadilah banjir deh :)

Komunikasi verbal dah OK juga, perbendaharaan katanya dah lumayan banyak, cenderung cerewet sekarang. Udah bisa cerita tapi kalau kita nanya-nanya kegiatan di sekolah, ntar ngawur deh jawabnya.

Sama meme, Surya masih sering jealous. Jadi Surya belum mengerti arti mengalah. Seumpama meme Luna mau ikutan baca buku yang dipegang koko Surya, Surya akan marah dan dipukul lah kepala meme. Ntar meme nya yang teriak2 atau pura2 nangis, tapi nangisnya berhenti kalau kita bisa mengalihkan perhatian dia.

Oh ya sebelum lupa, Surya sekarang juga udah bisa terima telpon lo. Kadang dia niru-niru orang dewasa telpon. Jadi sambil meletakkan HP mama di telinga Surya, Surya pura2 telpon temannya dan bicara sendiri di telpon gitu, ada aja deh tingkah polahnya. Ada juga yang lucu, dia barter mainan ama meme yang masih bayi itu, dia yang berdiri di baby walker meme, trus memenya disuruh duduk di sepeda Surya.... gitu memenya bisa tertawa2, hehe sama nakalnya emang.

Sampai hari ini Surya blm bisa melepaskan selimut kesayangannya. Bangun tidur selalu dibawanya keluar kamar, sampai sarapan pun msh dipeluk2 selimutnya. Gak bisa lepas dari selimutnya, apalagi kalau nangis selalu nyari selimutttttt, istilahnya kopek nya Surya ya selimut itu.

Foto2 Surya di usia 3 tahun 11 bulan adalah :




Kalau foto2 dibawah ini adalah acara bersama sekolah ke dunia es tgl 31 Juli 2010 (Sabtu) di halaman Carrefour Jln Indrapura. Surya pertamanya excited masuk karena dapat info kalau ada binatang pinguin di dalamnya, hehe ternyata yang ada hanya lah boneka pinguin :P Surya tidak lama di dalam karena selain teman2nya sedikit yang ikut, suhu di dalam ruangan memang sangat dingin, suhunya sekitar 8-10 derajat celcius gitu. Teman Surya yang bernama Mattew berani sekali main prusutan di atas es ama teman yang lain. Mereka kuat dan tahan dingin. Surya malah minta pulang setelah tahu tidak ada binatang pinguin nya, diajak foto ama boneka pinguin juga tidak mau, jadi foto ama mama ya cuman 2 pcs ini (keliatan kan kalo Surya lg ngambek)




Saint Theresa's Prayer

Saint Theresa's Prayer

May today there be peace within.

May you trust God that you are exactly where you are meant to be.

May you not forget the infinite possibilities that are born of faith.

May you use those gifts that you have received, and pass on the love that has been given to you.

May you be content knowing you are a child of God.

Let this presence settle into your bones, and allow your soul the freedom to sing, dance, praise and love.

It is there for each and every one of us.

*************

TAK AKAN LARI DARI KARMA

Kisah ini menceritakan seorg tukang kayu yg hidup bersama istrinya di sebuah rumah sederhana di pinggiran hutan. Meskipun sudah lama menikah, namun mereka belum dikaruniai anak. Si tukang kayu adalah org yg rutin bermeditasi. Krn diasah setiap hari, konsentrasinya menjadi sangat kuat dan lama kelamaan indra pendengarannya pun semakin tajam. Kadang2 dia bisa mendengar suara2 makhluk halus disekitarnya.

Suatu hari, seperti biasa si tkg kayu pergi ke gudang mengambil kapak dan setelah itu dia pergi ke hutan mencari kayu bakar. Ketika sedang membelah kayu, tiba-tiba dia mendengar suara 2 anak kecil sedang bercakap cakap.

"Hei, kamu mau kemana?"

"Saya mau ke rumah itu, saya mau menagih karma."

"Oh, saya jg mau kesana, kalo saya sih mau bayar karma."

Si tukang kayu hanya diam sambil melanjutkan pekerjaaannya seolah dia tidak mendengar apa2. Kemudian dia mengumpulkan kayu bakar yg sdh dibelah, mengikatnya menjadi satu dan mengusungnya ke rumah .

Setibanya di rumah, betapa kagetnya dia ketika mendapati seorg tabib tengah memeriksa istrinya. Ternyata istrinya sedang hamil anak kembar. Si tkg kayu berpikir "Ah... pastilah dua anak kecil tadi yg masuk ke rahim istriku."

Tahun berganti tahun, si kembar pun mulai tumbuh. Sejak kecil, sudah tampak perbedaan yg mencolok diantara keduanya. Yg sulung malas dan nakal, yg bungsu rajin dan penurut. Seiring pertumbuhannya, si sulung terus menerus membuat masalah dan keributan bagi keluarganya. Banyak perbuatannya yg membuat si tkg kayu terpaksa harus menanggung malu. Tukang kayu pun berpikir "Pasti ini anak yg datang utk menagih karma, makanya dia sering membuat aku susah dan malu.

Baiklah, aku tidak mau anak ini terus menerus menagih karmanya sampai aku tua. Akan aku usir dia dari rumah."

Akhirnya si sulung pun diusir dari rumah. Sekarang hanya tinggal si bungsu yg rajin dan penurut. Tidak ada lagi yg membuat keributan. Si tkg kayu dapat hidup dengan tentram dan damai, mencurahkan seluruh harapan dan kasih sayangnya kepada si bungsu.

Tahun berlanjut, rasa sayang kepada si bungsu semakin dalam, harapan pun semakin besar. Namun tiba tiba si bungsu jatuh sakit. Tkg kayu menghabiskan tabungannya utk membayar tabib-tabib terbaik, membeli obat-obat terbaik, namun si bungsu belum sembuh juga. Karena tabungannya sudah habis, tkg kayu pun menjual sawah serta ternak peliharaannya utk menambah biaya pengobatan. Tapi, penyakit anaknya ternyata sangat langka,belum pernah ada orang yg terserang penyakit seperti itu, para tabib mulai kebingungan dan akhirnya menyerah.

Tukang kayu tidak kehabisan akal. Dia menjual rumah serta seluruh harta bendanya dan pergi keluar kota utk mencari tabib lain. Demi kesembuhan anak kesayangannya, apapun akan dia lakukan. Tapi sampai di luar kota, dia memperoleh jawaban yg sama. Penyakit anaknya sangat langka. Belum ada obat utk penyakit itu. Tak lama kemudian, di tengah kemelaratan dan keputus-asaan si tukang kayu, anaknya meninggal.

Tak terlukiskan lagi kepedihan dan kekecewaan yg dirasakan si tukang
kayu...

Ternyata, inilah anak yg datang utk menagih karma ...

Tkg kayu sadar dia tidak bisa lari dari karmanya sendiri. Dulu dia berpikir, si sulung lah yg datang utk menagih karma karena kenyataannya anak itu seringkali membuat masalah. Tukang kayu teringat kembali pada anak sulung yg telah diusirnya. Dia merasa sangat menyesal.

Sementara si sulung, setelah diusir dia pergi keluar kota, mencari pekerjaan utk menghidupi dirinya. Dia bekerja dgn sangat rajin, sehingga dlm waktu singkat dia menjadi karyawan kepercayaan dan kesayangan majikannya. Setelah tabungannya cukup, dia berhenti dari pekerjaannya dan pulang ke kampung halaman utk mencari orang tuanya. Meskipun telah diusir, tapi dia tidak mempunyai rasa dendam di hati. Karena dia adalah anak yg datang utk membayar karmanya.

Si sulung akhirnya tiba di kampung halamannya. Dengan tabungan yg dia kumpulkan, dia membelikan rumah baru utk keluarganya. Merekapun hidup dgn damai.

Karma selalu ada disana, seperti buah yg tergantung pada cabang pohon.

Menunggu kematangannya pada waktu yg tepat, pada kondisi yg tepat. Dan saat buah itu matang, ia akan jatuh menghantam tanah dibawahnya. Sekeras apa buah itu menghantam tanah, tergantung berat dari buah itu sendiri.

Seberat apa karma yg berbuah, sesakit apa derita yg hrs kita rasakan, tergantung dari berat karma yg telah kita lakukan. Tidak lebih, tidak kurang.

Lalu apa yg harus kita lakukan? Apakah tidak ada cara utk menghapus karma?
Kita tidak bisa menghapus karma, tapi bisa membuatnya menjadi lebih ringan. Perbanyaklah berbuat kebajikan. Sekecil apapun kebajikan itu, jika dilakukan dgn hati tulus, akan lebih besar karmanya. Seperti halnya segelas air garam yg sangat asin, jika ditambah dgn air tawar, sampai gelas itu tak mampu lagi menampung dan air mulai berceceran keluar, lama kelamaan air yg asin akan mengalir keluar dan yg tersisa di gelas hanyalah air tawar saja.

Seperti itulah seharusnya yg kita lakukan dalam kehidupan kali ini. Entah sudah berapa karma buruk yg telah kita lakukan. Dan skrg, di kehidupan ini, di saat kita berkesempatan bertemu dengan Dhamma, seharusnya kita banyak berbuat kebajikan utk mengurangi karma-karma buruk kita.

Dan ingatlah, jika ada karma buruk yg terjadi pada Anda, janganlah membalasnya, krn disaat Anda berbuat, disitu karma baru diciptakan.

Relakan saja, dan berpikirlah positif "Ah, karma burukku berkurang satu."

Mungkin kedengarannya sangat susah utk dijalankan. Seberapa banyak dari kita yg bisa tetap baik dan bersahabat dgn org yg telah mencuri, menipu, memfitnah kita?

Tapi pernahkan Anda mencoba utk tetap bertahan tdk membalas, mencoba utk berdamai dengan perasaan kecewa dan marah?

Cobalah sekali saja, tutup rapat-rapat mulut Anda disaat hendak marah, Anda akan tau, mengalahkan diri sendiri jauh lebih susah daripada mengalahkan sepuluh orang.

Dan disaat Anda sedang menutup rapat mulut Anda, menahan amarah Anda, disitulah Anda bertemu dengan Dhamma yg mengatakan " Musuh terutama bagi manusia, adalah dirinya sendiri."

Foto2 Liburan Skul Surya (Juli 2010)













Keterangan:
04 Juli - Bermain air di Ciputra Waterpark, meme sangat menikmati berenang dengan ban renangnya, sementara si Surya karena gak bisa berenang ya bermain2 diprusutan, naik2 jembatan dan pura2 meluncur ama papa. Saking lamanya di air, jari2 Surya sampai mengeriput semua :)
10 Juli - Jalan2 ke Kebun Binatang Surabaya... kurang menarik lagi binatang2 di dalam KBS karena udah banyak yang mati, kasian tidak terawat lagi kondisinya. Walaupun jumlah binatangnya udah gak banyak, pengunjungnya tetap membludak di hari libur.

Video clip perkembangan janin (9 months)

Song of today :



Faye Wong - Eyes on Me