Kebiasaan mengajak anak berbicara sedini mungkin memang banyak dianjurkan. Sekalipun si kecil belumlah mampu membalas setiap perkataan ibu, namun otak si kecil terus mendapat rasangan yang baik untuk perkembangannya.
Hasil riset yang dipublikasikan Jurnal Child Development menyebutkan ibu yang mengajari bayi berbicara sedari awal secara tidak langsung membantu perkembangan otak si kecil.
Riset juga menyebutkan mengajari anak berbicara sebelum waktunya dengan cara bermain kata-kata turut membantu perkembangan otak si kecil. Sedangkan bagi bayi berusia tiga bulan dan telah diajari berbicara sedari awal, pengaruhnya sangat baik bagi kecerdasan bayi ketimbang harus mendengarkan stimulus berupa suara.
Sebelumnya, riset yang digagas Northwestern University, Illinois, AS ini melibatkan 50 bayi berusia tiga bulan. Setiap bayi oleh peneliti diberikan serial gambar berupa ilustrasi ikan yang kemudian dipadukan dengan kata-kata atau bunyi. Peneliti lantas membaginya menjadi dua grup, grup pertama memadukan gambar dengan kata-kata dan kedua, memadukan gambar dengan bunyi-bunyian.
Pada grup pertama, peneliti mengucapkan kata-kata seperti,"Lihat, ikan lumba-lumba", lalu setiap bayi akan melihat gambar itu.
Sedangkan grup kedua, setiap bayi harus mendengar rentetan bunyi yang berkaitan dengan kata untuk setiap nada dan lamanya. Lalu setiap bayi ditunjukkan gambar ikan dan dinosaurus satu demi satu sebagai acuan peneliti untuk mengukur berapa durasi yang diperlukan mereka melihat setiap gambar.
Dr Susan Hespos, Associate Professor of Psychology, Northwestern University menyatakan hasil riset begitu "mengena".
"Kami mengetahui bayi-bayi itu mendengar kata dan bunyi lalu melihat gambar yang sama untuk waktu yang sama pula. Namun hanya grup pertama mampu menggolongkan gambar itu menjadi ikan sedangkan grup kedua tidak," tegasnya.
Ia menjelaskan untuk bayi berusia tiga bulan, mengajari berbicara lewat bermain kata-kata berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan untuk membentuk sebuah kategori dan riset ini menawarkan fakta-fakta awal untuk sebuah hubungan antara kata-kata dan kategori benda.
Sementara itu, peneliti lainnya dari Northwestern University, Sandra Waxman menambahkan pihaknya menduga cara berbicara manusia dan kemungkinan cara berbicara bayi, melahirkan jenis perhatian yang memunculkan kategoriasi.
"Kita membutuhkan waktu lebih. Efek dari perhatian secara umum dapat diolah kembali. Ketika bayi mulai memilih kata, hal itu sangat dipengaruhi ajakan berbicara, proses berlanjut dengan membedakan kata-kata sendiri dan jenis kata-kata , dan kemudian dipetakan kata-kata yang dimaksud," tutupnya.
No comments:
Post a Comment