Lilypie Kids birthday PicLilypie Kids birthday Ticker
Google

Welcome Note

This site/blog will tell the world more about my lovely son, named Agus Surya Yoewira or Yoe Wen Yang (his Chinese name). Beside uploading his photos and stories, I will also quote nice, spiritual and touching stories or articles from other resources. Hope this site/blog will be inspiring and useful for other moms in this world.
(Indonesian: Site/blog ini kupersembahkan oentoek putraku terkasih, Agus Surya Yoewira/Wen Yang. Walaupun tidak detail amat, akan selalu kutuliskan perkembangan dia baik melalui tulisan, cerita atau foto-foto. Selain itu ada macam-macam puisi, tantra, kalimat indah dan artikel-artikel yang semoga dapat berguna dan menjadi inspirasi bagi yang membacanya)

MY OATH TO YOU

When you are sad, ………………. I will dry your tears
When you are scared, …………….. I will comfort your fears
When you are worried, …………… I will give you hope
When you are confused, ………….. I will help you cope
And when you are lost, …………… and cant’t see the light, I shall be your beacon….Shining ever so bright.
This is my oath………… I pledge till the end. Why you may ask? ……………… Because you’re my son.


FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER (I) (L)OVE (Y)OU

Surya's reply :-D

Every love that you've been given to me
will never ever go away
coz your loves are
my spirit .......
my light ........
my destination ......
my guide ...........
and
my everything......

LOVE YOU, MOMMY.... !!!

Surya's Slide Show! (new born until 2 years old)

11 Kesalahan Orang Tua

Setiap orang tua tentu ingin yang terbaik untuk anak-anaknya, pendidikan, makan atau segala hal kebutuhan mereka akan selalu ingin dipenuhi oleh orangtua, tetapi adakalanya ada hal-hal yang tidak sengaja atau kita sadari bahwa hal itu malah akan membuat anak-anak tidak sampai apa yang ditujukan atau menyimpang dari tujuan utama, misal menjadikan dia tidak mandiri atau suksesketika dia menginjak dewasa nantinya dan ada 11 point kesalahan orang tuayang mungkin pernah kita lakukan.

Berikut ini 11 point kesalahan orang tua tersebut:

1. Ketika dia meniru/mengucapkan kata-kata yang kotor, kita tertawai dia! Hal ini akan membuat dia berfikir bahwa hal ini lucu dan membuat dia untukmelakukan hal itu berulang-ulang.

2. Memuaskan segala keinginannya dalam makan minum, pesta, kemewahan dansegala kebutuhannya. Cobalah untuk memperhatikan dan memilah-milah mana keinginan dia yang memang harus diperlukan dan mana yang tidak boleh kita penuhi. Jika tidak akan membuat anak jatuh dalam frustasi yang membahayakan.

3. Manjakanlah anak-anak Anda. Dengan membiarkan mereka mendikte kita. Cara ini dapat menyebabkan dia akan tumbuh dengan keyakinan bahwa dunia berhutang sebuah kehidupan pada dirinya.

4. Tidak pernah mendidik atau memberi pendidikan rohani. Membebaskanlah dia mengikuti segala kemauannya dan memutuskan untuk dirinya sendiri dapat menyebabkan dia lepas kendali.

5. Pungutlah apapun yang jatuh atau tergeletak di lantai, mungkin pensil, buku, baju, atau sepatu. Melakukan apa saja hal untuknya sehingga dia akan mampu untuk berpengalaman didalam melemparkan semua tanggung jawabnya kepada orang lain!

6. Ketika si anak mendapat masalah yang besar, memaafkan diri kita sendiri sambil berkata, “Saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk dia…!”. Jangan berputus asa di dalam mendidik anak atau menyesal di kemudian hari.

7. Waspada agar anak tidak terjangkit kuman dengan membersihkan dan mensterilkan peralatan makan tetapi kita membiarkan si anak untuk menontonacara TV yang tidak sesuai baginya atau membaca bahan bacaan yang bukan untuk umurnya, atau bahkan mengakses web yang tidak diperuntukkan untuk dirinya.

8. Aturan atau tata tertib dibuat untuk dilanggar, jadi tidak peduli jika si anak tidak tertib. Maka bersiapkan jika nanti menjadi kehidupan yang membingungkan, kacau dan semaunya sendiri.

9. Sering-seringlah marah tanpa alasan atau sebab yang jelas di depan anak dan tunjukkan bahwa jika kita marah itu sungguh menakutkan! Dengan cara ini mereka tidak akan terkejut jika nantinya mereka akan berpikiran dangkal dan suka membuat onar.

10. Berilah si anak kemudahan-kemudahan. Didiklah dia dengan trik-trik jalan pintas dan jangan membiarkan dia menghadapi tantangan yang berat.

11. Bela dia ketika melawan teman-temannya, gurunya, tetangganya, atau kakaknya. Meskipun dia memang berbuat salah kepada mereka.

Jadi ingat juga ama kutipan yang sempat saya baca beberapa waktu lalu: " Kita diberi waktu 10-12 tahun untuk menyampaikan pengertian yang benar tentang seksualitas manusia kepada anak-anak. Setelah dasar pengertian ini dibangun, kita akan dianggap sebagai sumber informasi terpercaya oleh anak-anak kita pada saat mereka memerlukannya "

Happy parenting everybody (",)

Sumber: dari miling list (author unknown)

Tips berbagi pola asuh kepada kakek-nenek tanpa menimbulkan perselisihan:

Tips berbagi pola asuh kepada kakek-nenek tanpa menimbulkan perselisihan :

Menurut *Dra. Agustine Sukarlan Basri M.Si, *psikolog* *dari LembagaPsikologi Terapan UI, dalam hal keinginan untuk mendisiplinkan anak,sebetulnya orangtua zaman dulu dan zaman sekarang relatif sama.

Namun karena pengalaman hidup yang dialami, kakek-nenek menjadi tidak tega kepada cucunya. Misalnya ketika melihat cucunya seperti tidak mempunyai waktu bermain, karena sibuk les ini dan itu,” ujar Agustine yang akrab dengan panggilan Titin itu.

Pada dasarnya pola asuh itu sifatnya prinsipil, jadi sebenarnya tidak ada pola asuh yang salah, sebab tidak ada orangtua yang ingin menjerumuskan anaknya. Hanya saja cara mengasuhnya itu yang terkadang salah. Ketika bayi baru lahir, kakek-nenek memang menjadi salah satu sumber bantuan, dukungan, dan dorongan. Mereka selalu tahu apa yang harus dilakukan jika cucunya tidak enak badan, tidak mau makan, tidak bersendawa, menangis,dan sebagainya.

“Banyak wanita yang bertanya pada ibu atau mertuanya, sebelum ia menanyakan kepada suami mengenai seputar masalah bayi. Namunb egitu masuk ke masalah pengasuhan anak, tampaknya pengasuhan yang diterapkan orangtuanya atau mertuanya menjadi salah, sehingga timbul ketidaksetujuan dengan mereka,” papar Titin.

Sebetulnya kakek-nenek yang terlalu banyak ikut campur dalam pengasuhan anak tidak akan menjadi masalah jika orangtua sepaham dengan kakek-nenek tentang bagaimana cara mengasuh anak. Namun justru karena berbeda, timbul berbagai masalah, bahkan beberapa pasangan sering bertengkar karena beda paham tentang seberapa jauh orangtua mereka (kakek-nenek) bisa mengasuh anak.

Sebagian besar terjadi karena mereka kurang komunikasi mengenai cara mendidik yang ‘baru’ sesuai dengan zaman untuk anak. “Biasanya kakek-nenek terlalu memanjakan si anak. Aturan yang sudah diterapkan oleh orangtua kepada anak-anaknya justru dilanggar kakek-neneknya. Hal ini dapat menimbulkan perselisihan pada beberapa pasangan,” ujar Titin.

*Ketika kakek-nenek ikut campur*

*Kultur di Indonesia, kakek-nenek cenderung ingin menyenangkan cucunya. Maka ketika orangtua berusaha menerapkan disiplin kepada anak-anaknya, kerap dilihat oleh kakek-nenek sebagai batasan yang tidak menyenangkan cucu-cucunya. Perbedaan semacam ini hendaknya dapat dikompromikan melalui diskusi antara anak dengan orangtua, yang kini sudah sama-sama menjadi orangtua. Dengan demikian, tidak akan ada lagi anggapan bahwa yang tua lebih berpengalaman dan pandai dalam hal mengasuh anak.*

*Kesempatan mengasuh cucu oleh kakek-nenek (*grandparenting*), sering pula dipandang sebagai ‘kesempatan kedua untuk menjadi orangtua’. Sehingga tidak heran banyak kakek-nenek yang ingin terlibat dalam pengasuhan cucu mereka. Tidak jarang pula kakek-nenek ingin terlibat dalam pengasuhan cucu-cucunya dengan alasan untuk ‘menebus dosa’ atas kesalahan atau ketidakmampuan ketika membesarkan anak-anaknya.

Adanya perbedaan pola asuh ini baik langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada kemandirian anak. Misalnya anak akan menjadi kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas hariannya seperti makan, mandi, atau kurang mandiri dalam menyelesaikan masalah. Namun yang menjadi masalah adalah ketika nenek tidak mengizinkan si cucu makan sendiri, alasannya anak masih kecil, akan berlepotan, berantakan, dan sebagainya. Padahal orangtua tahu bahwa untuk memandirikan anak, anak harus diberi kesempatan untuk makan sendiri sejak kecil. Tetapi campur tangan kakek-nenek dalam pengasuhan cucu, hendaknya tak hanya dilihat dari sisi jeleknya saja. “Ada juga sisi positifnya. Misalnyakakek-nenek dapat berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengasuh anak, sehingga anak mendapatkan pengasuhan yang lebih baik seperti pengaturan menu makanan,atau si anak tidak melulu bergaul dengan pengasuhnya,” ungkap *Sri Ratna Sulistiantini, Psi* dari Jagadnita Consulting.

Sisi positif lainnya,biasanya kakek-nenek sering mengajarkan bekal keterampilan kepada si anak. Misalnya menanam pohon, bercerita tentang silsilah keluarga, pengalamanh idup mereka, dan lain sebagainya. Di pihak lain, si anak pun bisa belajar dari segala pengalaman yang sudah dialami oleh kakek-neneknya. Namun Sri menambahkan, jika sikap memanjakan cucu yang ditunjukkan kakek-nenek ini terus dilakukan akan menyebabkan penerapan disiplin yang sudah diterapkan menjadi tidak konsisten. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan si anak memiliki kecenderungan negatif. Bisa jadi si anak akan membantah perintah orangtua dengan berlindung pada kakek dan neneknya, sehingga memperburuk hubungan orangtua-anak.

Selain itu kemampuan anak dalam mengekspresikan emosinya juga terkadang menjadi kurang tepat, misalnya mudah merengek, merajuk, serta kurang percaya diri. “Nenek atau kakek biasanya kurang tegas dan kurang dapat menolak permintaan si anak atau cucunya. Kalau mereka terlalu memanjakan si anak maka pola asuh yang sudah ada akan membuat si anak bingung.

Oleh karena itu orangtua seharusnya memiliki keberanian untuk berbicara dengan kakek-nenek(orangtua atau mertua) mengenai permasalahan pola asuh yang tepat,” ujar Sri.*

*Kompromi dan komunikasi*

Tidak ada yang lebih baik antara tinggal berdekatan orangtua, atau tinggal berjauhan, semuanya ada sisi negatif dan positifnya. Jika pasangan tinggal berjauhan campur tangan kakek-nenek terhadap pola asuh anak memang tidak sedemikian intens. Namun akan sulit melarangnya, jika mereka tinggal berdekatan atau bahkan serumah dengan orangtua atau mertua. Titin memaparkan, jika kakek-nenek terlalu jauh mengintervensi si cucu karena mereka sering tidak diberi peran yang jelas dalam mengasuh anak-anak.“Oleh karena itu pada saat membahas mengenai pola asuh anak, sebaiknya kakek-nenek juga diajak berembug dan berdiskusi serta dilakukan kesepakatan yang baik antara mereka. Misalnya kakek atau nenek bertugas untuk mengajarkan hal-hal yang religius, mengantar jemput sekolah, mengawasi makan, tetapi untuk urusan mengerjakan PR tidak boleh turut campur. Dengan begitu mereka merasa dilibatkan dalam mengasuh cucunya,” papar Titin.Menurut Sri, pertama-tama perlu diberikan pengertian mengenai tahapan perkembangan anak kepada mereka. Sebagai pasangan yang sudah mempunyai pola asuh untuk anak-anaknya, mereka perlu diingatkan kembali akan tahap perkembangan anak sesuai usianya. “Hal ini penting agar kakek-nenek juga mengerti apa yang harus mereka lakukan. Hal-hal yang dapat dikompromikan misalnya penerapan disiplin yang bertujuan untuk melatih kemandirian. Kakek-nenek dalam hal ini bertugas untuk mengawasi saja,” lanjut Sri.

Namun dari beberapa hal yang dikomunikasikan dan dikompromikan, si anak juga perlu diajak berdialog dan berdiskusi. Biasanya mereka yang berusia SD sudah dapat diajak bicara. Misalnya gambarkan risiko yang akan ia dapatkan ketika ia tidak mengerjakan PR dan terus bermain.

“Bagi mereka yang masih kecil (balita), orangtua dapat memberikan contoh misalnya ajak anak untuk makan bersama di meja makan dalam suasana yang lebih menyenangkan. Beri penghargaan positif bila anak dapat melakukannya walaupun masih belum sempurna,” tutur Sri.

Sebagai perantara dua generasi, orangtua harus berperan aktif untuk mengajarkan hubungan interaktif antara anak-anak dengan kakek-neneknya. Berikan waktu khusus kepada anak-anak untuk bersama-sama dengan kakek-neneknya, dengan begitu kakek-nenek selalu merasa dilibatkan dalam mengasuh cucunya. Saat-saat seperti ini sebaiknya digunakan orangtua untuk membangun hubungan yang intim dalam keluarga.

Setidaknya keintiman hubungan antara tiga generasi ini, bisa memberi kesan yang baik yang selalu diingat anak-anak ketika sudah dewasa kelak. Bisa jadi pola hubungan kakek-nenek dengan cucu di masa depan tidak akan seperti saat ini. Seiring berubahnya waktu, kehangatan dan keintiman yang ditunjukkan anak-anak kepada kakek dan nenek sekarang ini, kelak tak akan bisa dirasakan kakek-nenek di masa yang akan datang.

Tips berbagi pola asuh kepada kakek-nenek tanpa menimbulkan perselisihan:

1. Ajak kakek-nenek berdiskusi mengenai pola asuh yang akan diterapkan dan tujuan pendidikan anak, misalnya kemandirian bagi si anak.

2. Setiap pasangan harus siap menjadikan sesuatu menjadi lebih baik, untuk itu harus ada pengorbanan dan keberanian berbicara kepada orang tua atau mertua. Tentu saja cara penyampaian pola asuh ini harus dengan baik-baik danrendah hati. Gunakan kata ‘mohon pertolongan’, karena secara pikologis maknanya kuat sekali.

3. Berikan paparan aturan dasar yang akan diterapkan pada seluruh anggota keluarga. Misalnya larangan menonton televisi selepas Magrib. Aturan tersebut harus dipatuhi oleh setiap anggota keluarga termasuk kakek-nenek.

4. Hindari membentak atau mendebat kakek-nenek. Kalaupun ada perselisihan, hendaknya dibicarakan tidak di dekat anak, karena anak merupakan pengamatyang sangat baik.

5. Untuk menghindari biang-biang perselisihan, sebaiknya membiasakan pertemuan yang teratur, sekedar menjaga keakraban. Misalnya makan malam bersama keluar.

6. Setiap pasangan hendaknya menyadari bahwa kakek-nenek adalah ”pelaku” sejarah keluarga yang dapat mewariskan nilai-nilai keluarga kepada para cucunya. Seperti menceritakan kisah-kisah masa lalu, menanamkan kebanggaan keluarga, dan meningkatkan pengetahuan anak tentang kebudayaan.

7. Dalam menghadapi kakek-nenek, hendaknya menyadari bahwa mereka adalah model bagi sang anak. Oleh karena itu bila ingin perlakuan yang baik dari anak-anak di masa tua, hendaknya memberikan mereka contoh yang baik.

8. Walapun ada perbedaan cara pengasuhan, tetap berikan waktu kepada kakek-nenek untuk mengasuh cucu-cucunya. Hal ini bukan saja hanya memberikan kebahagian bagi mereka yang sudah memasuki usia senja, namun juga bermanfaatbagi anak-anak.

---oOo---

Artikel: Kapan boleh bawa balita berenang?

Horee, ... Aku “Terbang” dalam Air!
Masih banyak orang tua takut mengajak bayi nyebur ke kolam renang. Padahal, bermain air sungguh oke!

Beberapa ahli seperti Laurie Lawrence , pelatih renang khusus bayi dari Amerika Serikat, maupun Huguette Harkins , pelatih renang bayi dari Melbourne, Australia, mengungkapkan betapa mudahnya mengajar renang pada bayi. Tak percaya kalau tak mencoba kan?

Bangun dulu kepercayaan
Sebenarnya, kunci utama dalam mengajar bayi berenang adalah si kecil harus benar-benar menikmati pengalaman pertamanya di kolam renang. Sebab, ada juga bayi yang langsung takut begitu tubuhnya menyentuh air. Dibandingkan air bak mandinya, jumlah air di kolam renang tentulah luar biasa banyaknya. Tapi, bukan berarti Anda harus khawatir atau ragu-ragu untuk memulainya.

Perhatikan sejumlah kiat berikut ini.

Pertama-tama, Anda sendiri harus tenang dulu. Setelah itu, barulah Anda bisa mulai memperkenalkan dunia yang sama sekali baru bagi bayi Anda. Yang pasti, jangan serba terburu-buru. Biarkan saja si kecil menikmati tetesan demi tetesan air mengalir di tubuhnya. Juga, asah kepekaan Anda biar bisa pas dengan keinginannya. Biasanya, suasana yang rileks (tidak tegang) plus segudang kreativitas bisa jadi ‘magnet' bagi si kecil untuk berlama-lama dalam air. Kalau ia sudah makin akrab dengan air, tidak sulit untuk mengajarinya berenang.

Sebagai catatan, kepercayaan penuh amat berperan di sini. Bagaimanapun, bayi Anda akan mempercayakan diri sepenuhnya pada orang yang mengajaknya masuk ke air. Jika orang itu adalah Anda, ayahnya, maka mau tidak mau Anda menanggung beban yang cukup berat. Karena, salah strategi akan fatal akibatnya. Bisa-bisa si kecil malah jadi trauma dan makin susah diajak berenang.

Setahap demi setahap Memperkenalkan dunia renang memang perlu dilakukan secara bertahap. Mulailah dengan mengajak anak bermain air di pinggir kolam dulu. Pukul-pukulkan air. Kalau ia masih kelihatan takut-takut dengan cipratan air itu, jangan paksa dia. Agar keberaniannya terpupuk, sesekali biarkan air kolam terpercik di wajah mungilnya. Begitu si kecil terlihat agak berani, barulah Anda gendong masuk ke dalam kolam. Biarkan si kecil merasa aman dan juga makin dekat dengan Anda. Lalu, ajak bayi Anda memukul-mukul permukaan air. Dengan begitu, percikan-percikan air akan membasahi kalian berdua. Bila Anda gemar bernyanyi, pastilah akan semakin menyenangkan. Irama kecipak air dan suara nyanyian Anda bisa membuat si kecil enjoy dan senang.

Tahap selanjutnya adalah mengajarinya “melihat” dasar kolam. Ini memang tahap awal bagi si kecil untuk berani memasukkan kepalanya ke dalam air. Asal tahu saja, tahap ini perlu sebab ia harus menahan napas saat berenang kelak.

Ingat ya, setiap tahap ini berlangsung sangat individual. Bisa berlangsung cepat, hanya sekali dua kali. Akan tetapi, bisa pula sampai beberapa kali. Jadi, Anda harus belajar mengenali kemampuan si kecil dan juga perlu ekstra sabar.“Horeee… Aku bisa terbang” Nah, begitu kepercayaan diri si kecil sudahtumbuh, ajak bermain di air. Biarkan ia jadi pesawat yang sedang mengangkasa.

Caranya? Tengkurapkan si kecil. Sangga dadanya dengan telapak tangan kiri Anda, sementara perut dan kakinya dengan telapak tangan kanan. Pada awalnya, kedua siku lengan Anda sebaiknya agak menekuk dulu agar tubuhnya agak dekat dengan tubuh Anda. Dengan begitu, ia juga akan merasa aman. Katakan, “Horeee... Aku bisa terbang.”

Secara perlahan-lahan, agak rentangkan kedua lengan Anda. Jadi, bayi Anda seolah-seolah melayang sendiri di atas air. Dalam posisi seperti ini, ia bisa merasakan adanya tekanan dari air. Nah, kalau sudah lebih berani lagi, minta si kecil membentangkan kedua tangannya. Kali ini, katakan saja, “Horeee... Aku jadi pesawat terbang.”

Sebagai variasi, telentangkan si kecil di atas air. Caranya? Sangga bokong dan punggung dengan telapak tangan kiri, sementara sangga leher telapak tangan kanan. Biarkan ia tidur-tiduran selama beberapa waktu. Secara perlahan-lahan, lepaskan telapak tangan Anda yang menyangga bokong dan punggungnya. Dalam posisi ini, bayi Anda akan merasakan nikmatnya melayang di atas air.Bagaimana dengan kakinya? Biarkan kaki mungilnya bergerak sesukanya. Gerakan kaki yang “memukul-mukul” permukaan air seakan-akan jadibaling-baling yang mendorongnya bergerak maju di air.

Nah, kalau ia sudah pintar melayang di air, barulah Anda pegang keduatangannya sambil Anda berjalan mundur. Jika ini pun sudah dilakukannya dengan piawai, lepaskan si kecil dan biarkan dia berenang sendiri.

Bisa sehat, kuat plus pintar. Anda ingin si kecil gesit bak lumba-lumba? Jangan ambisius dulu, dong! Sebab, tak semua anak bisa dengan mudah melayang di air. Ini benar-benar sifatnya individual.Yang paling penting adalah bukan soal ia pintar berenang atau tidak,melainkan proses belajar dan gerakan-gerakan yang dilakukan ketika belajar berenang.

Yang pasti, gerakan yang dilakukan saat berenang akan memperlancar sirkulasi darah dan kerja organ-organ tubuhnya. Juga, otot-otot tubuhnya akan kian lentur dan kuat. Lalu, daya tahan tubuhnya jadi tinggi.

Lalu, berenang juga sarana tepat untuk membentuk kepribadian.Biasanya anak yang belajar berenang akan tumbuh jadi anak yang pede,bahagia, mandiri, dan gampang menyesuaikan diri. Bukan cuma itu. Bermain air betul-betul membuatnya gembira.

Keuntungan lain adalah, diduga gerakan anggota badan si kecil ketika berenang akan merangsang saraf-saraf tepinya. Kalau sudah begini,saraf di otak jadi aktif. Diharapkan, si kecil jadi lebih pintar deh. Dan yang paling penting adalah, kedekatan Anda dengan si kecil bisaterjalin kian erat. Semburan air dan canda ayah adalah kebahagiaan yang akan selalu melekat dalam ingatannya. Kalau berenang bersama si kecil memang begitu besar manfaatnya, mengapa Anda tidak mencobanya dari sekarang? Apalagi, olahraga ini memang relatif aman.

Ketika berenang, berat badannya tidak disangga oleh dirinya sendiri, melainkan diambil alih oleh air. Itu sebabnya, ia bisa melayang alias mengapung. Ayo, tunggu apa lagi?

Boks 1: Kapan Mulai?

Usia 4-6 bulan adalah saat tepat bagi bayi untuk mengenal kolam renang. Selain insting refleks akuatiknya (kemampuan untuk segera menarik napas sebelum menyentuh air) belum hilang, juga saat pas untuk melatih koordinasi gerakan otot-otot tubuhnya. Ia juga sudah punya naluri mengapung, selain sudah mampu mengatur napas.Yang penting, jangan paksa si kecil berenang. Meski secara alami sudahmahir menahan napas dalam air, umumnya ia akan terus menelan air. Juga, batasi waktunya hingga 10 menit saja, biar ia tidak sakit atau keracunan air(akibat terlalu banyak air atau kurang pembuangan cairan tubuh).

Begitu usianya menginjak 6-18 bulan bolehlah waktu berlatihnya ditambah jadi 15 menit. Kalau ia sudah lebih pintar, Anda dapat saja melonggarkan waktu berlatihnya jadi 30 menit.

Lalu, pada usia 6-10 bulan, bayi-bayi yang sudah mengenal air dengan baik sudah bisa belajar menahan napas dalam air. Dengan latihan rutin, pada usia 12 bulan biasanya ia sudah bisa dilepas selama beberapadetik untuk berenang dari ayah menuju ke ibu, atau sebaliknya.

Boks 2: 6 Langkah Wajib Menurut Laurie Lawrence, belajar berenang bukannya tanpa aturan.

Berikut 6 latihan yang harus dikuasai si kecil agar pintar berenang:
• Menahan napas.
• Berendam. Secara bertahap ditingkatkan dengan menyelam selama beberapa waktu. Dengan begitu, kemahiran menahan napasnya kian terlatih.
• Mengapung. Meski keterampilan ini secara alami telah dikuasai, namun Anda tetap perlu mengasahnya. Misalnya, dengan menelungkupkan tubuhnya.
• Mendorong tubuh, agar bisa meluncur ke depan.
• Membalikkan tubuh.
• Gabungan antara keterampilan mendorong tubuh dan membalikkan tubuh.

Boks 3: Sepele, tapi Perlu
• Pilih kolam renang. Jika mungkin, cari kolam renang yang kandungan kaporitnya tidak terlalu tinggi, agar mata anak tidak mudah perih.
• Perhatikan suhu air. Jika air kolam terlalu dingin (di daerah pegunungan misalnya), bisa mengganggu kegembiraan si kecil. Nah, suhu kolam yang paling nyaman untuk berenang sekitar 32- 33 ° C.
• Jangan lengah. Perhatikan terus gerakan anak Anda. Jangan lengah, walau sedetik saja.
• Perlu pengawas lain. Sebaiknya ibu atau orang dewasa lain juga ikut mengawasi di tepi kolam. Syukur jika ada lifeguard yang berjaga di seputar kolam.
• Waktu tepat untuk belajar renang sebaiknya pas pada jam biasanya iamandi, yakni pagi atau sore. Pada jam-jam itu tubuh si kecil terbiasa berada dalam air.
• Pakai baju renang. Sebaiknya, pilihlah celana renang khusus bayi agar si kecil nyaman dan leluasa menggerakkan tubuh.
• Pakai kacamata renang. Seringkali kolam renang mengandung kaporit tinggi, maka bujuk si kecil untuk memakai kacamata renang (google). Terlebih jika ia sudah mulai sering memasukkan kepalanya ke dalam air.
• Pagari kolam renang pribadi, agar si kecil tidak bisa masuk kolam sendirian.

Boks 4: Fun, Fun, and Fun
Terlalu banyak menelan air atau muntah karena ketakutan, biasanya membuat si kecil kapok nyebur ke kolam renang. Kalau sudah begini, acara belajar renang jadi momok bagi si kecil. Jadi, kalau tiba-tiba ia menangis ketakutan mendengar kata renang, bisa jadi ini karena si kecil agak trauma dengan latihannya. Terpaksa hentikan dulu latihan sementara waktu. Beberapa minggu kemudian bolehlah ia diajak ke kolam lagi. Lebih bagus lagi jika suasana hatinya sedang gembira. Bagaimanapun, berenang harus dilakukan dengan gembira, gembira, dan gembira...

Foto2 terbaru mereka (16 April 2010)

Surya sudah umur 3thn lbh 8 bln, sedangkan Meme Luna genap berusia 8 bln


21 Apr 2010: Hari Kartini - Surya mengenakan kostum Pak Polisi, wah wah gagah juga ya... Ketimbang mengenakan pakaian daerah gak mau, akhirnya mama sewakan aja kostum Pak Polisi tsb :P




Umur 8 bln udah bisa pegang botol susu & maem biskuit sendiri


03 Apr : di ultah adik Rio yang pertama, dirayakan di Cartoon Kingdom PTC





Nah kalo yg ini ekspresi genit Luna, cool abis deh :D


Ekpresi spt nenek kalau pas laper minta makan/kelaparan, xixi lucu kok meme :P

Pemenang Kehidupan


Pemenang KEHIDUPAN adalah :
Orang yang tetap SEJUK ditempat yg PANAS, yang tetap MANIS ditempat yg begitu PAHIT, yang tetap merasa KECIL meskipun telah menjadi BESAR, dan yang tetap TENANG ditengah BADAI, yang paling HEBAT serta TETAP mengandalkan TUHAN di dalam segala perkara.

Jadilah pemenang di dalam segala perkara.

GOD BLESS

Children of Light - Serving with LOVE through FAITH Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia Kol 3:23 Karena bagiku hidup adalah Kristus & mati adalah keuntungan Fil 1:21

God's Message to Woman

From one bone I fashioned you.
I chose the bone that protects man's life.
I chose the rib and around this one bone I shaped you.
I modeled you.
I created you perfectly and beautifully.

Your characteristics are as the rib, strong yet delicate and fragile.
You provide protection for the most delicate organ in man, his heart.

The rib cage will allow itself to be broken before it will allow damage to the heart.
Support man as the rib cage supports the body.
You were not taken from his feet, to be under him, nor were you taken from his head, to be above him.
You were taken from his side,
to stand beside him and be held close to his side.

You are My perfect angel.
You are My beautiful little girl.
You have grown to be a splendid woman of excellence,
and My eyes fill when I see the virtues in your heart.
Your eyes, don't change the way they shine with compassion.
Your lips, how lovely when they part in prayer.
Your hands, so gentle to touch.
I've held your heart close to Mine.
Of all that lives and breathes, you are the most like Me.

Adam walked with Me in the cool of the day and yet he was lonely.
He could not see Me or touch Me.
He could only feel Me.
So everything I wanted Adam to share and experience with Me,
I fashioned in you:
My holiness, My strength, My purity, My love, My protection and support.

You are special because you are the extension of Me.
Man represents My image - woman, My emotions.
Together, you represent the totality of God.


To all the beautiful women who read this message,
hope you all have a blessed day,


God be with you :)

Foto lagi (Maret 2010)











20Maret 2010: Susuk Likuan merit di Surabaya


Foto Luna pas umur 7bln (Maret 2010)

(Artikel) Rangsang Otak Bayi dengan Permainan Kata

Kebiasaan mengajak anak berbicara sedini mungkin memang banyak dianjurkan. Sekalipun si kecil belumlah mampu membalas setiap perkataan ibu, namun otak si kecil terus mendapat rasangan yang baik untuk perkembangannya.

Hasil riset yang dipublikasikan Jurnal Child Development menyebutkan ibu yang mengajari bayi berbicara sedari awal secara tidak langsung membantu perkembangan otak si kecil.

Riset juga menyebutkan mengajari anak berbicara sebelum waktunya dengan cara bermain kata-kata turut membantu perkembangan otak si kecil. Sedangkan bagi bayi berusia tiga bulan dan telah diajari berbicara sedari awal, pengaruhnya sangat baik bagi kecerdasan bayi ketimbang harus mendengarkan stimulus berupa suara.

Sebelumnya, riset yang digagas Northwestern University, Illinois, AS ini melibatkan 50 bayi berusia tiga bulan. Setiap bayi oleh peneliti diberikan serial gambar berupa ilustrasi ikan yang kemudian dipadukan dengan kata-kata atau bunyi. Peneliti lantas membaginya menjadi dua grup, grup pertama memadukan gambar dengan kata-kata dan kedua, memadukan gambar dengan bunyi-bunyian.

Pada grup pertama, peneliti mengucapkan kata-kata seperti,"Lihat, ikan lumba-lumba", lalu setiap bayi akan melihat gambar itu.

Sedangkan grup kedua, setiap bayi harus mendengar rentetan bunyi yang berkaitan dengan kata untuk setiap nada dan lamanya. Lalu setiap bayi ditunjukkan gambar ikan dan dinosaurus satu demi satu sebagai acuan peneliti untuk mengukur berapa durasi yang diperlukan mereka melihat setiap gambar.

Dr Susan Hespos, Associate Professor of Psychology, Northwestern University menyatakan hasil riset begitu "mengena".

"Kami mengetahui bayi-bayi itu mendengar kata dan bunyi lalu melihat gambar yang sama untuk waktu yang sama pula. Namun hanya grup pertama mampu menggolongkan gambar itu menjadi ikan sedangkan grup kedua tidak," tegasnya.

Ia menjelaskan untuk bayi berusia tiga bulan, mengajari berbicara lewat bermain kata-kata berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan untuk membentuk sebuah kategori dan riset ini menawarkan fakta-fakta awal untuk sebuah hubungan antara kata-kata dan kategori benda.

Sementara itu, peneliti lainnya dari Northwestern University, Sandra Waxman menambahkan pihaknya menduga cara berbicara manusia dan kemungkinan cara berbicara bayi, melahirkan jenis perhatian yang memunculkan kategoriasi.

"Kita membutuhkan waktu lebih. Efek dari perhatian secara umum dapat diolah kembali. Ketika bayi mulai memilih kata, hal itu sangat dipengaruhi ajakan berbicara, proses berlanjut dengan membedakan kata-kata sendiri dan jenis kata-kata , dan kemudian dipetakan kata-kata yang dimaksud," tutupnya.

Video clip perkembangan janin (9 months)

Song of today :



Faye Wong - Eyes on Me