Lilypie Kids birthday PicLilypie Kids birthday Ticker
Google

Welcome Note

This site/blog will tell the world more about my lovely son, named Agus Surya Yoewira or Yoe Wen Yang (his Chinese name). Beside uploading his photos and stories, I will also quote nice, spiritual and touching stories or articles from other resources. Hope this site/blog will be inspiring and useful for other moms in this world.
(Indonesian: Site/blog ini kupersembahkan oentoek putraku terkasih, Agus Surya Yoewira/Wen Yang. Walaupun tidak detail amat, akan selalu kutuliskan perkembangan dia baik melalui tulisan, cerita atau foto-foto. Selain itu ada macam-macam puisi, tantra, kalimat indah dan artikel-artikel yang semoga dapat berguna dan menjadi inspirasi bagi yang membacanya)

MY OATH TO YOU

When you are sad, ………………. I will dry your tears
When you are scared, …………….. I will comfort your fears
When you are worried, …………… I will give you hope
When you are confused, ………….. I will help you cope
And when you are lost, …………… and cant’t see the light, I shall be your beacon….Shining ever so bright.
This is my oath………… I pledge till the end. Why you may ask? ……………… Because you’re my son.


FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER (I) (L)OVE (Y)OU

Surya's reply :-D

Every love that you've been given to me
will never ever go away
coz your loves are
my spirit .......
my light ........
my destination ......
my guide ...........
and
my everything......

LOVE YOU, MOMMY.... !!!

Surya's Slide Show! (new born until 2 years old)

Chicken Soup for the Soul - 2

Lakukanlah Hari Ini
A 2nd Helping of Chicken Soup for the Soul
Robert Reasoner
Editor: Jack Canfield, Mark Victor Hansen


Jika Anda akan mati segera dan hanya memiliki satu kali kesempatan untuk menelepon, siapa yang akan Anda hubungi dan apa yang akan Anda ucapkan? Dan mengapa Anda tidak melakukannya sekarang?

Ketika saya menjadi pengawas sekolah di Palo Alto, California, Polly Tyner, presiden dari dewan tempat saya bekerja, menulis sebuah surat yang dimuat di Palo Alto Times. Anak laki-laki Polly, Jim, mengalami banyak kesulitan di sekolah. Dia dianggap tidak mampu dalam menyerap pelajaran dan membutuhkan banyak kesabaran untuk mengajarnya. Tetapi Jim adalah anak yang menyenangkan dan selalu tersenyum. Orang tuanya menerima kesulitannya dalam pelajaran, tetapi selalu membantu Jim untuk melihat hal-hal positif dalam dirinya. Segera setelah Jim lulus dari SMU, dia tewas dalam kecelakaan sepeda motor. Setelah kematiannya, Polly mengirim sebuah surat ke surat kabar.

Hari ini kami menguburkan anak laki-laki kami yang baru berusia 20 tahun. Dia tewas dalam kecelakaan sepeda motor Jum'at malam lalu. Betapa saya ingin mengetahui bahwa ketika saya berbicara dengannya untuk terakhir kalinya, itu adalah yang terakhir kalinya. Bila saya tahu, saya akan berkata, "Jim, saya mencintaimu dan saya sangat bangga padamu."

Saya akan menyediakan waktu untuk menghitung berapa banyak kebahagiaan yang telah diberikannya kepada orang-orang yang mencintainya. Saya akan menyediakan waktu untuk menghargai senyum manisnya, suara tawanya, dan caranya yang unik untuk mencintai orang lain.

Ketika kami mencoba menimbang semua hal-hal baik dan kelakuan-kelakuannya yang mengganggu seperti membunyikan radio dengan keras, potongan rambut yang tidak kami sukai, kaus kaki kotor di bawah tempat tidur, dll., kelakuan-kelakuan tersebut menjadi tidak berarti sama sekali.

Saya tidak mempunyai kesempatan untuk mengatakan kepada anak laki-laki kami apa yang ingin dia dengar, tetapi, orang tua yang lain, kalian masih mempunyai kesempatan. Beritahu anak kalian apa yang ingin mereka dengar bila Anda tahu itu merupakan percakapan yang terakhir. Kali terakhir saya bicara dengan Jim adalah pada hari kematiannya. Dia memanggil saya dan berkata, "Hi, Ibu! Saya hanya ingin mengatakan bahwa saya mencintaimu. Saya harus bekerja. Sampai jumpa." Dia memberi saya harta yang berharga untuk dikenang selamanya.

Jika ada tujuan dari kematian Jim, mungkin itu adalah untuk membuat orang lain menghargai hidupnya dan memiliki orang lain, terutama keluarga, menyediakan waktu untuk saling memberitahu betapa kita saling menyayangi satu sama lainnya.

Anda masih memiliki kesempatan tersebut. Lakukanlah hari ini!

Chicken Soup for the Soul - 1

Kekuatan Tekad
Chicken Soup for the Soul
Burt Dubin
Editor: Jack Canfield, Mark Victor Hansen

Gedung sekolah desa yang kecil itu dipanasi oleh perapian batu bara kuno yang berbentuk belanga. Seorang anak laki-laki kecil bertugas untuk hadir pagi-pagi sekali di sekolah untuk menyalakan api serta menghangatkan ruangan sebelum guru dan teman-temannya masuk.

Pada suatu pagi gedung sekolah itu tertelan api. Anak laki-laki itu pingsan dan ia pun ditarik keluar dari bangunan yang terbakar itu, dalam keadaan setengah mati dan bukannya setengah hidup. Ia mengalami luka bakar yang parah di seluruh bagian bawah tubuhnya dan dibawa ke rumah sakit daerah yang terdekat.

Dari tempat tidurnya, si anak laki-laki yang terbakar secara mengerikan itu dalam keadaan setengah sadar sayup-sayup mendengar dokter berbicara kepada ibunya. Dokter memberitahu bahwa anak itu pasti akan mati, yang sesungguhnya merupakan hal yang terbaik, lantaran kebakaran hebat yang meluluhlantakkan bagian bawah tubuhnya.

Namun anak pemberani itu tidak ingin mati. Ia meneguhkan tekadnya untuk tetap bertahan hidup. Entah dengan cara bagaimana, hal yang mencengangkan dokter itu, ia terus hidup. Ketika bahaya maut itu berlalu, ia sekali lagi mendengar dokter dan ibunya berbicara dengan pelan. Ibunya diberitahu bahwa karena kebakaran itu menghancurkan begitu banyak daging di bawah tubuh anak itu, dapat dikatakan bahwa akan lebih baik jika ia mati, karena ia pasti akan lumpuh seumur hidup dan tak dapat memanfaatkan semua anggota tubuh bagian bawahnya.

Sekali lagi si anak pemberani itu mengeraskan tekadnya. Ia tidak akan lumpuh. Ia akan berjalan. Tetapi celakanya, dari pinggang ke bawah, ia tidak memiliki kemampuan bergerak. Kaki-kakinya yang kurus hanya terjuntai di sana, lengkap namun mati.

Akhirnya ia keluar dari rumah sakit. Lalu setiap hari ibunya memijat kakinya yang kecil itu, namun di sana tidak ada rasa, tidak ada kontrol, tidak ada apa pun. Namun niatnya untuk berjalan tetap sekuat dulu.

Hari-harinya menjemukan. Bila tidak sedang berada di tempat tidur, ia terkurung di kursi roda. Pada suatu hari yang cerah ibunya mendorong kursi rodanya keluar menuju halaman agar ia dapat menghirup udara segar. Hari itu, bukannya duduk terpaku di situ, ia melemparkan diri dari kursi roda. Ia menyeret dirinya sendiri melintasi rerumputan, menarik kedua kakinya di belakang tubuhnya.

Ia menyusuri jalannya menuju tiang pancang berwarna putih yang membatasi bidang tanah mereka. Kemudian, sedikit demi sedikit, ia mulai menyeret dirinya sendiri di sepanjang pagar itu, bertekad keras untuk berjalan. Ia mulai melakukan hal ini setiap hari sampai saat ia menggunakan jalan yang mulus di sekeliling halaman di sisi tiang pancang itu. Tak ada hal yang diinginkannya selain menghidupkan kedua kakinya.

Akhirnya melalui pijatan setiap hari, tekad bajanya dan keteguhan hatinya, ia benar-benar mengembangkan kemampuannya untuk berdiri, kemudian untuk berjalan tertatih-tatih, lalu untuk berjalan sendiri, dan kemudian untuk berlari.

Ia mulai berjalan ke sekolah, kemudian berlari ke sekolah, berlari demi kegembiraan besar yang diperolehnya dari berlari. Kemudian di universitas ia membentuk tim lari.

Bahkan selanjutnya di Madison Square Garden pemuda yang diduga tidak bakal hidup itu, yang tdiak pernah dapat berharap untuk bisa berlari, pemuda yang keras hati ini, Dr. Glenn Cunningham, memecahkan rekor dunia lari untuk jarak 1500 meter.

28 Jan 08 - update tentang Surya

Dari kemarin Surya bersin-bersin terus, rupanya dia kena flu. Kasian semalam tidak nyenyak tidurnya, karena hidung tersumbat.

Mama mo cerita kalau kemarin Surya bikin kejutan nih, dia meniru mama memanggil papa dengan 'ko' , 'ko'. Papa mama surprise sekali mendengar Surya memanggil papa dengan sebutan koko, hehe. Selanjutnya mama kudu lebih berhati-hati karena ternyata seusia Surya cepat sekali meniru. Seperti niru gerakan-gerakan di film Teletubbies juga udah bisa (kepala pundak lutut kaki, dst ..............)

Oh ya kemarin Surya bangun jam 7.30 sehingga mama tidak bisa bawa Surya ke gereja yang jam 7.00. Gak pa-pa minggu depannya lagi ya semoga kamu bisa bangun lebih awal. Sore mama tidak mungkin bisa ajak Surya ke gereja karena terbentur dengan jadwal makan sore jam 5.00. Tuhan memaafkanmu kalau sesekali dan kebetulan Surya masih belum mengerti atau paham arti Gereja & doa-doa tsb.

Pagi tadi pas Surya diantar ke rumah bobo (hari ini hari Senin dan mama harus kembali bekerja setelah ambil cuti karena aunty Pik Yen udah tiada & dimakamkan hari Sabtu kemarin tgl 26 Jan. Mama kudu ambil cuti karena tdk ada yang jagain Surya. Bobo sibuk & tentunya lagi bersedih), Surya nunjuk becak sambil bilang 'cak'. Trus dari cerita suster, ternyata Surya bisa panggil Bapak yang rutin ngambil sampah dengan 'pah....' 'pah....' jadi ada jeda, beda dengan kalau panggil 'papa'

Surya tadi siang udah minum obat kok & malam ini Surya bubuk sekitar jam 10.00. Semoga lekas sembuh nak..... met mimpi indah juga.

Reflection

RENUNGAN

Alkisah ada seorang pria yang sangat pandai melukis. Pada suatu hari di negaranya diadakan pertandingan melukis, anak ini ikut dalam pertandingan tersebut karena jika ia menang, ia akan diangkat menjadi pejabat tinggi pemerintah. Pada pertandingan itu, semua peserta ditugaskan melukis seekor ular, dengan criteria penilaian lukisan harus semirip mungkin dengan ular sesungguhnya dan secepat mungkin menyelesaikan lukisan.

Maka pada hari pertandingan, si anak itu sudah hadir di lapangan pertandingan, siap dengan semua alat lukisnya. Ketika aba-aba diberika, semua peserta serentak mulai melukis. Tak lama kemudian si anak itu selesai melukis seekor ular yang sangat mirip, begitu hidup lukisannya.

Pria itu kemudian mendongakkan kepalanya, dilihatnya semua peserta lain belum menyelesaikan tugas mereka, maka ia kemudian menambahkan empat buah kaki di ular lukisannya, sehingga ularnya semakin garang, ditambahkannya tanduk di atas kepala ular, diberinya lidah api menyembur keluar dari mulut ular tersebut.

Ketika si pria menyerahkan lukisannya itu ke panitia penilai, semua peserta lain belum menyelesaikan tugas mereka. Sore hari itu juga pemenang pertandingan diumumkan, pemenangnya adalah seorang dari desa lain yang melukis seekor ular kurus yang pucat dan terlihat lemas, sedangkan lukisan pria yang sangat pandai itu dinyatakan di-diskualifikasi, walaupun dia adalah orang pertama yang menyelesaikan tugas. Panitia memutuskan lukisannya bukanlah ular, tetapi seekor naga.

Dalam kehidupan kita, sering sekali kita juga terjebak dalam kegiatan seperti pria tersebut, kita menambahkan hal-hal yang kurang perlu dalam aktifitas dan pekerjaan kita sehingga kita tidak dapat meraih predikat juara.


Kadang kita melontarkan kalimat yang menyakitkan orang lain, kadang kita mudah tersinggung, kadang kita terlalu bertele-tele ketika memberikan pendelegasian, kadang kita dikurung dalam berbagai praduga, curiga dan kurang percaya, kadang emosi kita terbawa dalam pekerjaan, dan semua itu menyebabkan karya kita bukan lagi lukisan seekor ular, melainkan seekor naga yang menyemburkan api dalam mulutnya.

Think Like A Child

Sasha, anak saya yang pertama, punya sebuah "buku impian" yang ditulis diam2 di kamarnya. Kemarin, saya memperoleh privilege untuk membaca buku impian nya. Dan saya cukup kaget dengan apa yang ditulis anak saya. Isinya dahsyat. Mulai dari nama SMP favorit (dengan tulisan besar2 dibawahnya: Diterima!), nilai yang ingin dicapai lulus SD nanti, dengan siapa dia ingin menikah (ya, padahal dia baru 11 tahun), keinginan punya pesawat terbang sendiri, rumah di Hollywood dan Itali, bahkan dicantumkan juga punya uang sebesar $ 96 trilyun. Ya, dia menulis dalam dollar dan nol dua belas. Bapak nya saja tidak berani bermimpi se-dahsyat itu. Hampir saja saya nyletuk: "Emang kamu siapa? Paris Hilton?"

Saya jadi teringat cerita ikon internet marketing Indonesia , Anne Ahira, sewaktu mengikuti seminar internet marketingnya beberapa waktu lalu. Ahira kecil juga adalah pengkhayal yang hebat. Saking ingin nya keliling dunia, ia pernah menempelkan foto diri nya di kalender yang berisi gambar2 kota dunia. Jadi waktu kecil Ahira sudah punya "foto" dirinya didepan obyek wisata dunia, seperti misalnya di depan Golden Gate , Menara Eiffel, dsb. Gambar-gambar tadi di fotocopy dan ditempel di dinding. Ahira kecil ngotot, sekalipun Ibu nya mencoba meyakinkan bahwa keliling dunia hanyalah mimpi bagi anak seorang buruh pabrik dan penjual gado-gado.

Dan belakangan, Ahira dan Ibu nya menangis terharu setelah melihat foto Ahira yang dimuat di Kompas yang menggambarkan dia sedang di depan Golden Gate . Pose nya sama persis dengan foto khayalan Ahira sewaktu kecil. Luar biasa. Thoughts become Things.

Pikiran anak-anak memang sangat jernih. Saya yakin sewaktu kecil kita semua berani bermimpi dengan segala kepolosan kita. Tanpa ada ketakutan-ketakutan apakah mimpi kita akan menjadi nyata atau tidak. Barangkali konsep-konsep seperti: berpikir positif, law of attractions, dsb. sebenarnya sudah diinstall oleh Tuhan di otak kita semua sejak kita lahir. Hanya lambat laun pikiran jernih tadi hilang. Hingga saat kita dewasa, seringkali sangat sulit untuk diinstall ulang.Anak-anak berpikir dengan cara yang berbeda dengan kita.

Ada sebuah cerita, seorang konsultan yang sedang membantu memecahkan masalah di sebuah perusahaan yang sudah listed di bursa suatu ketika ikut menghadiri manajemen meeting untuk memecahkan suatu masalah. Sang konsultan membuat sebuah titik di papan tulis. Dan bertanya:"gambar apa ini?". Seluruh anggota manajemen kompak dengan jawaban:"sebuah titik hitam di papan tulis putih". Sang konsultan tiga kali mengulang pertanyaan yang sama, dan mendapat jawaban yang sama. Sang konsultan pun geleng-geleng kepala."Kemarin saya menanyakan pertanyaan yang sama di sebuah TK, dan mendapat 50 jawaban yg berbeda..." Ya, bagi anak-anak, titik hitam tadi dapat menjadi mata seekor burung, bola semut, lalat nemplok, dsb. Kreatifitas para pemimpin puncak perusahaan tadi kalah jauh dengan anak TK. Padahal kreatifitas sangat diperlukan dalam memecahkan masalah.

Tidak heran jika Picasso sampai pernah berkata: "Every child is an artist. The challenge is to remain an artist after you grow up". Ya, pelan-pelan kita berubah menjadi orang dewasa dengan meniadakan kehebatan cara berpikir anak-anak yang super kreatif itu.

Menurut pengamatan saya, anak-anak ternyata selalu menerapkan 3B yang seringkali sudah kita lupakan:

Berimajinasi
Anak-anak adalah gudang nya imajinasi. Hari ini mereka bisa menjadi guru, besok menjadi perawat, besok lagi menjadi pembalap, dsb. Hari ini bisa perang-perangan di tengah hutan, besok bisa di dalam pesawat angkasa. Imajinasi ternyata sangat penting dalam dunia pemasaran. Saya teringat cerita salah seorang teman saya yang pekerjaannya seorang marketer. Sebelum merumuskan strategi marketing. Bahkan jauh pada saat produk baru sedang di rumuskan, tim mereka berimajinasi. Misalnya dengan membayangkan bahwa produk tadi adalah sesosok manusia. Berapa umurnya, apa hobby nya, pekerjaanya, kemana kalau "hang-out", minumnya apa, makanya apa, dst. Ini yang kemudian menjadi bahan untuk mengembangkan materi-materi iklan. Karena sudah memiliki imajinasi tentang "karakter" produk tadi, maka penyusunan program marketing menjadi lebih mudah.

Buat anak-anak, tidak ada yang tidak mungkin. Imajinasi mereka spontan dan tidak terlalu memikirkan "the how" nya. Karena bagi anak-anak semuanya mungkin terjadi. Justru orang dewasa yang sering "menyabotase" pikiran jernih mereka dengan kata2: "ah, mana mungkin".Bayangkan kalau cara berimajinasi anak-anak ini kita terapkan dalam menetapkan visi kita kedepan. Kita tidak akan diganggu dengan pikiran-pikiran negatif "ah mana mungkin" tadi.

Bermain
Bagi anak-anak semuanya hanyalah permainan. Dengan demikian tidak ada "masalah" bagi anak-anak. Semua hal bisa dilihat dari sisi yang menyenangkan. Lihat saja, sewaktu bencana banjir di Jakarta yang baru lalu, anak-anak yang justru ceria bermain di tengah banjir. Anak-anak lebih pandai melihat sisi menyenangkan dari setiap "persoalan". Coba kalau ini kita terapkan dalam keseharian. Betapa "persoalan" akan lebih mudah kita hadapi. Semua menjadi permainan yang menyenangkan.

Saya dulu punya teman yang hampir putus asa karena punya banyak hutang. Saya juga sudah bingung mau ngomong apa. Ketika saya ucapkan kata-kata:" its just a game man .", ternyata dia langsung bangkit kembali. Dia mendapat inspirasi bahwa bisnis yg dia jalani toh hanyalah permainan. Bahwa skor nya saat ini minus, hanyalah skor, dan mulai sekarang dia bisa bermain lebih bagus untuk mendapat skor yang lebih besar. Its just a game. And its fun!

Belajar
Siapa bilang anak-anak malas belajar. Justru mereka belajar setiap waktu. Saya pernah baca berita suatu penelitian di MIT yang menyimpulkan bahwa cara belajar anak2 itu seperti para scientist. Mereka sangat tertarik hubungan kausalitas. Bagaimana kalau saya melakukan ini, apa reaksi nya. Ini adalah dasar eksperimen. Dan banyak eksperimen yang mereka lakukan. Bagaimana kalau mobil-mobilan ini ban nya dicopot? Bagaimana kalau rambut boneka Barbie ini dipotong, dsb. Rasa ingin tahu yang besar ini, sebenarnya bisa menjadi pendorong kesuksesan yang luar biasa jika kita pertahankan hingga dewasa.

Anak-anak belajar secara alamiah untuk menjadi lebih baik. Seorang bayi yang belajar berjalan, setiap kali jatuh akan bangkit kembali. Berapa kali seorang anak terjatuh dari sepeda? Apakah dia akan berhenti dan meratap. Tidak, dia akan tertawa, bangkit lagi, dan bersepeda lebih baik. Ini adalah proses belajar yang luar biasa. Berani mencoba, berani jatuh dan berani mengevaluasi diri, ini yang sayangnya sering hilang pada saat kita menjadi manusia dewasa.Jadi, kalau Anda sekarang adalah anak-anak, Anda mau menjadi siapa? Menjadi Spiderman? Batman? Donald Trump? Atau mau jadi Paris Hilton? Selamat berimajinasi.

Fauzi Rachmanto

Inspiring Story: Gift for Jake

HADIAH JAKE

Bill seorang yang besar, aneh, dan sederhana. Dia berpakaian janggal, dengan pakaian yang tidak pas. Ada beberapa teman yang berpikir pintar bila mengejeknya. Suatu hari, seorang teman melihat sobekan kecil di kemejanya dan memberikan sobekan kecil lagi. Pekerja pabrik yang lain menambahkan sedikit sobekan lagi dan tidak lama sobekannya seperti pita yang terjuntai.
Bill meneruskan kerjanya, dan ketika dia berjalan terlalu dekat dengan ban yang bergerak, sobekan kemejanya tersangkut di mesin. Dalam waktu singkat; lengan baju dan Bill berada dalam kesulitan. Alarm berbunyi, tombol-tombol ditarik, dan masalah terhindar.

Tetapi mandor menyadari apa yang terjadi, memanggil para pekerja dan menceritakan kisah ini:

Ketika saya masih muda, saya bekerja di sebuah pabrik kecil. Di sana saya pertama kali bertemu dengan Mike. Dia berbadan besar dan jenaka, selalu membuat lelucon dan tipuan! . Mike seorang pemimpin. Lalu ada seorang pengikut bernama Pete. Dia selalu bersama dengan Mike.

Dan ada seorang laki-laki bernama Jake. Dia agak lebih tua dari kami, pendiam, tidak berbahaya, dan menyendiri. Dia selalu makan siang sendirian. Dia mengenakan celana bertambal yang sama selama tiga tahun. Dia tidak pernah ikut permainan yang kami mainkan di siang hari, gulat, sepatu kuda, dan sejenisnya. Dia bersikap acuh tak acuh, selalu sendirian di bawah pohon. Jake selalu menjadi sasaran lelucon. Dia sering menemukan katak di kotak makan malamnya atau tikus mati di topinya. Tetapi dia selalu menganggapnya itu lelucon yang bagus.

Lalu suatu musim gugur, Mike cuti beberapa hari untuk pergi berburu. Tentu saja Pete ikut. Dan mereka berjanji pada kami semua jika mereka mendapatkan sesuatu maka mereka akan membawakan kami masing-masing satu bagian.
Maka kami sangat senang ketika kami mendengar mereka kembali dan Mike mendapatkan rusa yang sangat besar. Kami mendengar lebih dari itu. Pete tidak pernah bisa menyimpan rahasia dan dia mengatakan kami mempunyai tipuan yang sangat besar untuk Jake. Mike memotong binatang itu dan membungkusnya dengan rapi untuk kami, dan untuk bahan lelucon, dia menyimpan telinga, ekor, dan kukunya. Akan sangat lucu ketika Jake membukanya.

Mike membagikan bungkusannya siang hari. Masing-masing kami menerima bagian yang bagus, membukanya, dan berterima kasih padanya. Bungkusan terbesar disimpannya. Itu untuk Jake. Pete tidak sabar dan Mike kelihatan sangat puas.

Seperti biasa, Jake duduk sendiri; dia berada di sisi yang jauh di sebuah meja yang besar. Mike mendorong bungkusan itu sehingga dia dapat meraihnya, dan kami semua duduk menunggu. Jake tidak pernah berkata banyak. Anda mungkin tidak tahu berapa kira-kira percakapan yang dibuatnya.

Jake memegang bungkusan itu dengan erat dan bangkit dengan pelan. Dia tersenyum lebar pada Mike dan kemudian kami memperhatikan matanya berkilau. Jakunnya naik turun sejenak dan kemudian dia dapat mengendalikan dirinya.

"Aku tahu kau tidak pernah melupakan aku," dia berterima kasih. "Aku tahu kau akan datang ! Kau berbadan besar dan suka bercanda, tapi aku tahu kau memiliki hati yang baik." Dia menelan ludah lagi dan kemudian berkata pada kami. "Aku tahu aku tidak terlalu akrab dengan kalian, tapi aku tidak pernah bermaksud kasar. Kau tahu aku mempunyai sembilan anak di rumah dan seorang istri yang sakit-sudah empat tahun terbaring. Dia tidak membaik.
Dan kadang-kala ketika keadaannya memburuk, aku harus merawatnya sepanjang malam. Sebagian besar gajiku untuk pergi ke dokter dan membeli obat. Anak-anak mengerjakan semua yang mereka bisa lakukan, tapi kadang kami tidak cukup makan. Mungkin kalian berpikir lucu ketika aku makan malam sendirian. Aku agak malu karena aku tidak selalu mempunyai sesuatu di antara roti isiku. Atau seperti hari ini, mungkin hanya ada lobak kasar di kotakku. Tapi aku ingin kalian tahu kalau daging ini sangat berarti untukku. Mungkin lebih dari setiap orang di sini karena malam ini anak-anakku..." dia menyeka air matanya dengan punggung tangannya. "...malam ini anak-anakku akan mempunyai..."

Dia menarik ikatannya. Kami memandang Jake dengan sungguh-sungguh sehingga kami tidak memperhatikan Pete dan Mike. Tetapi kami semua melihat mereka sekarang karena mereka merebut bungkusan itu. Tetapi mereka terlambat, Jake telah membuka bungkusnya dan sudah melihat hadiahnya. Dia memeriksa setiap kuku, setiap telinga, dan kemudian dia memegang ekornya yang bergoyang lemas. Seharusnya menjadi lelucon yang sangat lucu, tapi tidak ada yang tertawa sama sekali. Tetapi bagian tersulit adalah ketika Jake memandang dan berkata, "Terima Kasih," dan mencoba tersenyum.

Dengan diam semua orang maju membawa bungkusan mereka dan meletakkannya di depan Jake karena mereka menyadari betapa hadiah kecil mereka mempunyai arti yang sangat besar bagi Jake ...sampai sekarang.

Kemudian mandor itu menyelesaikan ceritanya dengan meninggalkan para pekerja. Dia tidak perlu berkata lagi; tetapi sangat puas melihat setiap orang membagi makan siangnya dengan Bill dan salah satu teman bahkan melepaskan kemejanya dan memberikannya kepada Bill.

Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati. (I Peter 3: 8)

Surya jatuh & jatuh lagi

Surabaya, 23 Jan 08

Untuk kesekian kalinya Surya jatuh lagi sampai terpental & jatuh di lantai persis mengenai kepalanya (terpeleset air kencing). Yang parah pas tgl 22 Jan sekitar Pk. 18.30 karena Surya mengejar bola, kebetulan lagi main ama papa & papa tidak tahu kalau Surya kencing. Surya terpeleset air kencing sendiri sampai kepala bag. belakang mengenai lantai. Surya nangis dengan kencangnya, kita sampai kuatir ada apa-apa dengan Surya, syukurlah sampai malam menjelang tidur kondisi Surya OK-OK aja.

23 Jan 08 Pk 20.00 an - Surya terjatuh di dalam kamar, juga karena berlarian di dalam kamar trus terbentur tembok. Akhirnya Surya terjungkal dan kepala bagian samping yang mengenai lantai. Surya juga nangis tetapi tidak lama & sekeras kemarin, setelah itu Surya bercanda ama mama.

Surya nih jarang sakit bahkan bisa dibilang tidak merepotkan papa mama, tetapi kok sering jatuh. Ini yang mengkuatirkan papa mama, abisnya Surya tidak mau jalan sih, jadi senangnya lari melulu, hehe.

Hari ini Surya menambah perbendaharaan kata, yaitu puma, binatang tsb dia dapat dari buku cerita binatang dari benua Amerika. Selain itu Surya udah bisa nyebut 'api' pas mama nyalakan aromatherapi di dlm kamar. Perkembangan lain yang terbilang baru & heboh belum ada, paling-paling udah bisa meniup terompet & melempar bola atau mendorong mainan & sepeda. Minum pun udah pintar dari gelas dengan tidak tersedak.

Untuk sementara ini yang bisa mama tuliskan....... Gud nite son, now it's 00.02 am already. It's time for mommy to sleep.

Renungan: Meja Kayu

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini.

"Kita harus lakukan sesuatu, " ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini." Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek. Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan.
Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam.

Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?". Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.
=====================================================
Teman, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan. Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap "bangunan jiwa" yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak. Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk mereka lah kita akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan.
========================================================
Jika anak hidup dalam kritik, ia belajar mengutuk

Jika anak hidup dalam kekerasan, ia belajar berkelahi
Jika anak hidup dalam pembodohan, ia belajar jadi pemalu
Jika anak hidup dalam rasa dipermalukan, ia belajar terus merasa bersalah
Jika anak hidup dalam toleransi, ia belajar menjadi sabar
Jika anak hidup dalam dorongan, ia belajar menjadi percaya diri
Jika anak hidup dalam penghargaan, ia belajar mengapresiasi
Jika anak hidup dalam rasa adil, ia belajar keadilan
Jika anak hidup dalam rasa aman, ia belajar yakin
Jika anak hidup dalam persetujuan, ia belajar menghargai diri sendiri
Jika anak hidup dalam rasa diterima dan persahabatan, ia belajar mencari cinta di seluruh dunia.
Betapa terlihat disini peran orang tua sangat penting karena mereka diistilahkan oleh Khalil Gibran sebagai busur kokoh yang dapat melesatkan anak-anak dalam menapaki jalan masa depannya.
Tentu hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini dan tentu kita selalu berharap generasi yang akan datang harus lebih baik dari kita.

Memberikan Pujian

Memberikan Pujian

Seorang pengemis duduk mengulurkan tangannya di sudut jalan. Tolstoy, penulis besar Rusia yang kebetulan lewat di depannya, langsung berhenti dan mencoba mencari uang logam di sakunya. Ternyata tak ada. Dengan amat sedih ia berkata, "Janganlah marah kepadaku, hai Saudaraku. Aku tidak bawa uang."

Mendengar kata-kata itu, wajah pengemis berbinar-binar, dan ia menjawab, "Tak apa-apa Tuan. Saya gembira sekali, karena Anda menyebut saya saudara. Ini pemberian yang sangat besar bagi saya."

Setiap manusia, apapun latar belakangnya, memiliki kesamaan yang mendasar: ingin dipuji, diakui, didengarkan dan dihormati.

Kebutuhan ini sering terlupakan begitu saja. Banyak manajer yang masih beranggapan bahwa orang hanya termotivasi uang. Mereka lupa, nilai uang hanya bertahan sampai uang itu habis dibelanjakan. Ini sesuai dengan teori Herzberg yang mengatakan bahwa uang tak akan pernah mendatangkan
kepuasan dalam bekerja.

Manusia bukan sekadar makhluk fisik, tapi juga makhluk spiritual yang membutuhkan sesuatu yang jauh lebih bernilai. Mereka butuh penghargaan dan pengakuan atas kontribusi mereka. Tak perlu sesuatu yang sulit atau mahal, ini bisa sesederhana pujian yang tulus.

Namun, memberikan pujian ternyata bukan mudah. Jauh lebih mudah mengritik orang lain.

Seorang kawan pernah mengatakan, "Bukannya saya tak mau memuji bawahan, tapi saya benar-benar tak tahu apa yang perlu saya puji. Kinerjanya begitu buruk." "Tahukah Anda kenapa kinerjanya begitu buruk?" saya balik bertanya. "Karena Anda sama sekali tak pernah memujinya!"

Persoalannya, mengapa kita begitu sulit memberi pujian pada orang lain?

Menurut saya, ada tiga hal penyebabnya, dan kesemuanya berakar pada cara kita memandang orang lain.

Pertama, kita tidak tulus mencintai mereka. Cinta kita bukanlah unconditional love, tetapi cinta bersyarat. Kita mencintai pasangan kita karena ia mengikuti kemauan kita, kita mencintai anak-anak kita karena mereka berprestasi di sekolah, kita mengasihi bawahan kita karena mereka memenuhi target pekerjaan yang telah ditetapkan.

Perhatikanlah kata-kata di atas: cinta bersyarat. Artinya, kalau syarat-syarat tidak terpenuhi, cinta kita pun memudar. Padahal, cinta yang tulus seperti pepatah Perancis: L`amour n`est pas parce que mais malgre. Cinta adalah bukan "cinta karena", tetapi "cinta walaupun". Inilah cinta yang tulus, yang tanpa kondisi dan persyaratan apapun.

Cinta tanpa syarat adalah penjelmaan sikap Tuhan yang memberikan
rahmatNya tanpa pilih kasih. Cinta Tuhan adalah "cinta walaupun". Walaupun Anda mengingkari nikmatNya, Dia tetap memberikan kepada Anda. Lihatlah bagaimana Dia menumbuhkan bunga-bunga yang indah untuk dapat dinikmati siapa saja tak peduli si baik atau si jahat. Dengan paradigma ini, Anda akan menjadi manusia yang tulus, yang senantiasa melihat sisi positif orang lain. Ini bisa memudahkan Anda memberi pujian.

Kesalahan kedua, kita lupa bahwa setiap manusia itu unik. Ada cerita mengenai seorang turis yang masuk toko barang unik dan antik. Ia berkata, "Tunjukkan pada saya barang paling unik dari semua yang ada di sini!" Pemilik toko memeriksa ratusan barang: binatang kering berisi kapuk, tengkorak, burung yang diawetkan, kepala rusa, lalu berpaling ke turis dan berkata, "Barang yang paling unik di toko ini tak dapat disangkal adalah saya sendiri!"

Setiap manusia adalah unik, tak ada dua orang yang persis sama. Kita sering menyamaratakan orang, sehingga membuat kita tak tertarik pada orang lain. Padahal, dengan menyadari bahwa tiap orang berbeda, kita akan berusaha mencari daya tarik dan inner beauty setiap orang. Dengan demikian, kita akan mudah sekali memberi pujian.

Kesalahan ketiga disebut paradigm paralysis. Kita sering gagal melihat orang lain secara apa adanya, karena kita terperangkap dalam paradigma yang kita buat sendiri mengenai orang itu. Tanpa disadari kita sering mengotak-ngotakkan orang. Kita menempatkan mereka dalam label-label: orang ini membosankan, orang itu menyebalkan, orang ini egois, orang itu mau menang sendiri. Inilah persoalannya: kita gagal melihat setiap orang sebagai manusia yang "segar dan baru". Padahal, pasangan, anak, kawan, dan bawahan kita yang sekarang bukanlah mereka yang kita lihat kemarin. Mereka berubah dan senantiasa baru dan segar setiap saat.

Penyakit yang kita alami, apalagi menghadapi orang yg sudah bertahun-tahun berinteraksi dengan kita adalah 4 L (Lu Lagi, Lu Lagi -- bahasa Jakarta). Kita sudah merasa tahu, paham dan hafal mengenai orang itu. Kita menganggap tak ada lagi sesuatu yang baru dari mereka. Maka, di hadapan kita mereka telah kehilangan daya tariknya.

Sewaktu membuat tulisan ini, istri saya pun menyindir saya dengan mengatakan bahwa saya tak terlalu sering lagi memujinya setelah kami menikah. Sebelum menikah dulu, saya tak pernah kehabisan bahan untuk memujinya. Sindiran ini, tentu, membuat saya tersipu-sipu dan benar-benar mati kutu.

Pujian yang tulus merupakan penjelmaan Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Maka, ia mengandung energi positif yang amat dahsyat. Saya telah mencoba menerapkan pujian dan ucapan terima kasih kepada orang-orang yang saya jumpai: istri, pembantu yang membukakan pagar setiap pagi, bawahan di kantor, resepsionis di kantor klien, tukang parkir, satpam, penjaga toko maupun petugas di jalan tol.

Efeknya ternyata luar biasa. Pembantu bahkan menjawab ucapan terima kasih saya dengan doa, "Hati-hati di jalan Pak!" Orang-orang yang saya jumpai juga senantiasa memberi senyuman yang membahagiakan. Sepertinya mereka
terbebas dari rutinitas pekerjaan yang menjemukan.

Pujian memang mengandung energi yang bisa mencerahkan, memotivasi,
membuat orang bahagia dan bersyukur. Yang lebih penting, membuat orang merasa dimanusiakan.

Sumber: Indonesia Business Online, oleh Arvan Pradiansyah - Penulis adalah dosen FISIP Universitas Indonesia dan konsultan di Dunamis-Franklincovey Indonesia.

Mengapa Beruang Bertubuh Besar?

Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar di tepi sungai deras. Waktu itu memang tidak sedang musim ikan. Sejak pagi ia berdiri di sana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air.

Namun, tak satu juga ikan yang berhasil ia tangkap. Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya... hup... ia dapat menangkap seekor ikan kecil. Ikan yang tertangkap menjerit-jerit ketakutan. Si ikan kecil itu meratap pada sang beruang, "Wahai beruang, tolong lepaskan aku."
"Mengapa," tanya sang beruang.
"Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-celah gigimu," rintih sang ikan.
"Lalu kenapa?" tanya beruang lagi.
"Begini saja, tolong kembalikan aku ke sungai. Setelah beberapa bulan aku akan tumbuh menjadi ikan yang besar. Di saat itu kau bisa menangkapku dan memakanku untuk memenuhi seleramu," kata ikan.
"Wahai ikan, kau tahu mengapa aku bisa tumbuh begitu besar?" tanya beruang.
"Mengapa?" ikan balas bertanya sambil menggeleng-geleng kepalanya.
"Karena aku tak pernah menyerah walau sekecil apa pun keberuntungan yang telah tergenggam di tangan!" jawab beruang sambil tersenyum mantap.
"Ops!" teriak sang ikan

Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu saja. Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat kita harus berucap : "Ohhh....Andaikan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dulu...?".

Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita.
Disaat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan;
disaat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan;
disaat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali;
dan dalam kondisi terburukpun selalu ada kesempatan untuk meraih kembali yang terbaik untuk hidup kita.

Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, maka ia akan menjadi sebuah kesempatan yang besar.

True & Tragic Story (from Malaysia)

Ini kisah nyata yg pernah heboh di Malaysia…… INGATLAH….SEMARAH APAPUN, JANGANLAH BERTINDAK KETERLALUAN!!!

Sebuah kisah untuk dijadikan pengalaman dan pengajaran......
Sebagai ibu kita patut juga menghalang perbuatan suami kita memukul especially pada anak2 yg masih kecil dan tak tau apa2.
Mengajar dgn cara memukul bukanlah cara terbaik, mungkin sudah sampai waktunya untuk badan2 kebajikan educate org M'sia untuk praktikkan konsep 'time out" jika anak2 buat salah. Shallom………

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar - meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah semasa keluar bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun.

Bersendirian di rumah dia kerap dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja bermain diluar, tetapi pintu pagar tetap dikunci. Bermainlah dia sama ada berayun-ayun di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga raya, bunga kertas dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi kerana lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu berwarna gelap, coretannya tampak jelas.Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena macet ada perayaan Thaipusam.

Setelah penuh coretan yg sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil.
Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah.

Pulang petang itu, terkejut pasangan itu melihat kereta yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran. Si ayah yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini?"
Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar.
Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya.

Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan 'Tak tahu... !" "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya.

Dengan penuh manja dia berkata "Ita yg membuat itu abahhh.. cantik kan!"
katanya sambil memeluk abahnya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.

Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa? Si ayah cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya.

Setelah si ayah masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka2nya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah.

Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. "Oleskan obat saja!" jawab tuannya, bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Ita demam..." jawab pembantunya ringkas.
"Kasih minum panadol ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lg pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 siap-siap" kata majikannya itu.
Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Doktor mengarahkan ia dirujuk ke hospital kerana keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu.

"Tidak ada pilihan.." katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena gangren yang terjadi sudah terlalu parah.
"Ia sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah" kata doktor.

Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu.
Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak terketar-ketar menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang suntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga heran2 melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya.
Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis.

Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata.
"Abah.. Mama... Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau ayah pukul. Ita tak mau
jahat. Ita sayang abah.. sayang mama." katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.
"Ita juga sayang Kak Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung histeris.
"Abah.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa diambil.. Ita janji tdk akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi," katanya berulang-ulang.
Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya.

*"jika tidak dapat apa yang kita suka...belajarlah utk menyukai apa yang kita dapat.." *SoMeTiMeS GoOd PeOpLe Do EvIl ThiNgs....

Yang paling berharga.................

Seekor anak anjing yang kecil mungil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya.
Ketika dia mendekati kandang kuda, dia mendengar binatang besar itu memanggilnya.
Kata kuda itu : "Kamu pasti masih baru di sini, cepat atau lambat kamu akan mengetahui kalau pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang lainnya, sebab saya bisa mengangkut banyak barang untuknya, saya kira binatang sekecil kamu tidak akan bernilai sama sekali baginya." ujarnya dengan sinis.

Anjing kecil itu menundukkan kepalanya dan pergi, lalu dia mendengar seekor sapi di kandang sebelah berkata : "Saya adalah binatang yang paling terhormat di sini sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya. Kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini." dengan nada mencemooh.

Teriak seekor domba : "Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya, saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini. Saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarga. Tapi omonganmu soal anjing kecil itu, kayanya kamu memang benar. Dia sama sekali tidak ada manfaatnya di sini."

Satu demi satu binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu, sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang itu. Ayam pun berkata bagaimana dia telah memberikan telur, kucing bangga bagaimana dia telah mengenyahkan tikus-tikus pengerat dari ladang itu. Semua binatang sepakat kalau si anjing kecil itu adalah mahluk tak berguna dan tidak sanggup memberikan kontribusi apapun kepada keluarga itu.

Terpukul oleh kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu pergi ke tempat sepi dan mulai menangis menyesali nasibnya, sedih rasanya sudah yatim piatu, dianggap tak berguna, disingkirkan dari pergaulan lagi.....

Ada seekor anjing tua di situ mendengar tangisan tersebut, lalu menyimak keluh kesah si anjing kecil itu. "Saya tidak dapat memberikan pelayanan kepada keluarga disini, sayalah hewan yang paling tidak berguna disini."

Kata anjing tua itu : "Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, kamu tidak bisa memberikan telur, susu ataupun bulu, tetapi bodoh sekali jika kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan."
Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak amat lelah karena perjalanan jauh di panas terik matahari, anjing kecil itu lari menghampirinya, menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang dan anjing kecil itu berguling-guling di rumput disertai tawa ria. Akhirnya pemilik ladang itu memeluk dia erat-erat dan mengelus-elus kepalanya, serta berkata :
"Meskipun saya pulang dalam keadaan letih, tapi rasanya semua jadi sirna, bila kau menyambutku semesra ini, kamu sungguh yang paling berharga di antara semua binatang di ladang ini, kecil kecil kamu telah mengerti artinya kasih.........

Notes :
Jangan sedih karena kamu tidak dapat melakukan sesuatu seperti orang lain karena memang tidak memiliki kemampuan untuk itu, tetapi apa yang kamu dapat lakukan, lakukanlah itu dengan sebaik-baiknya..... Dan jangan sombong jika kamu merasa banyak melakukan beberapa hal pada orang lain, karena orang yang tinggi hati akan direndahkan dan orang yang rendah hati akan ditinggikan.

Rahasia Kebahagiaan

RAHASIA KECIL KEBAHAGIAAN

Rahasia kebahagiaan adalah memusatkan perhatian pada kebaikan dalam diri orang lain. Sebab, hidup bagaikan lukisan: Untuk melihat keindahan lukisan yang terbaik sekalipun, lihatlah di bawah sinar yang terang, bukan di tempat yang tertutup dan gelap sama halnya sebuah gudang.

Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan.
Dengan memanjat bukit, bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.

Rahasia kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu bagi orang lain.Air yang tak mengalir tidak berkembang. Namun, air yang mengalir dengan bebas selalu segar dan jernih.

Rahasia kebahagiaan adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka.


Semakin Anda menunjukkan seberapa banyak Anda tahu, semakin orang lain akan mencoba menemukan kekurangan dalam pengetahuan Anda. Mengapa bebek disebut "bodoh"? Karena terlalu banyak bercuap-cuap.

Rahasia kebahagiaan adalah kebaikan hati: memandang orang lain sebagai anggota keluarga besar Anda. Sebab, setiap ciptaan adalah milik Anda. Kita semua adalah ciptaan Tuhan yang satu.

Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat, dan bukan menertawakan mereka, sebagai hakim.

Rahasia kebahagiaan adalah tidak sombong.
Bila Anda menganggap mereka penting, Anda akan memiliki sahabat ke manapun Anda pergi. Ingatlah bahwa musang yang paling besar akan mengeluarkan bau yang paling menyengat.

----------------------------------------

Kebahagiaan datang kepada mereka yang memberikan cintanya secara bebas, yang tidak meminta orang lain mencintai mereka terlebih dahulu. Bermurah hatilah seperti mentari yang memancarkan sinarnya tanpa terlebih dahulu bertanya apakah orang-orang patut menerima kehangatannya.

Kebahagiaan berarti menerima apapun yang datang, dan selalu mengatakan kepada diri sendiri "Aku bebas dalam diriku". Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga membutuhkan pohon-pohon di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku. Kelilingilah padang hidup Anda dengan kebahagiaan.

Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya; nyatanya menginginkan mereka bukan sebagaimana adanya. Betapa akan membosankan hidup ini jika setiap orang sama. Bukankah taman pun akan tampak janggal bila semua bunganya berwarna ungu?

Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati Anda terbuka bagi orang lain, dan bagi pengalaman-pengalaman hidup. Hati laksana pintu sebuah rumah. Cahaya matahari hanya dapat masuk bilamana pintu rumah itu terbuka lebar.

Rahasia kebahagiaan adalah memahami bahwa persahabatan jauh lebih berharga daripada barang; lebih berharga daripada mengurusi urusan sendiri; lebih berharga daripada bersikukuh pada kebenaran dalam perkara-perkara yang tidak prinsipiil.

Renungkan setiap rahasia yang ada di dalamnya.
Rasakan apa yang dikatakannya.

*source : unknown*

Lesson for parents

Bukan Aku Tak Cinta

Cassie menunggu dengan antusias.
Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan.
Diliriknya jalan raya depan rumah.
Belum ada.
Cassie masuk lagi.
Keluar lagi.
Belum ada.
Masuk lagi.
Keluar lagi.
Begitu terus selama hampir satu jam.
Suara si mbok yang menyuruhnya berulang-kali untuk makan duluan tidak digubrisnya.

Pukul 18.30.

"Tiiin ... Tiiinnnnn ....!!!"

Cassie kecil melompat girang!
Mama pulang !
Papa pulang !
Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Cassie juga yang tentunya belum mengerti banyak. Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.

"Mama, mama ... Mama, mama ..." Cassie menggerak-gerakkan tangan Mama.
Mama diam saja.

Dengan cemas Cassie bertanya, "Mama sakit ya? Mananya yang sakit? Mam, mana yang sakit?"

Mama tidak menjawab.
Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata.

Cassie makin gencar bertanya, "Mama, mama... mana yang sakit? Cassie ambilin obat ya? Ya? Ya?"

Tiba-tiba ...

"Cassie!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!" Mama membentak dengan suara tinggi.

Kaget, Cassie mundur perlahan.
Matanya menyipit.
Kaki kecilnya gemetar.
Bingung.
Cassie salah apa?
Cassie sayang Mama ..
Cassie salah apa?
Takut-takut, Cassie menyingkir ke sudut ruangan.
Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya.
Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya: Mama, Cassie salah apa?
Mama tidak suka dekat-dekat Cassie?
Cassie mengganggu Mama?
Cassie tidak boleh sayang Mama?

Berbagai peristiwa sejenis terjadi.
Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.

Maka tahun-tahun berlalu.
Cassie tidak lagi kecil. Cassie bertambah tinggi.
Cassie remaja.
Cassie mulai beranjak menuju dewasa.

"Tiiin ... Tiiinnnnn ....!!!"

Mama pulang.
Papa pulang.
Cassie menurunkan kaki dari meja.
Mematikan TV.
Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu.
Menghilang dari pandangan.

"Cassie mana?"
"Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya."

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua.
Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka: "Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa salahku? Apa dosaku? Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu."

Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam.
Dari jauh.
Dari tempat dimana ia tidak akan terluka.
"Mama, Papa, katakan padaku, bagaimana caranya memeluk seekor landak?"

Touching True Story about Yu Yuan

Saya Pernah Datang dan Saya Sangat Penurut

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut.
Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan diarela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya.Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahunyang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartukecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah.Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang sayamakan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai YuYuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi disekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya. Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa.

Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri di kursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000$. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit.

Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli. Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih.

Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air matapun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa saya ingin mati". Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.

"Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah,Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto.

Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini". Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar ke seluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini".

Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang. Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.

Ada seorang teman di-email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta sayamengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta.

"Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh.

Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung. Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email.

Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut.Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati". YuYuan kemudia berkata : "Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati".Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik". Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya."Fu Yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata YuYuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian,dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante FuYuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Di belakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,....... Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante, kitaberjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan.

Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan di pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, YuYuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan dipencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis.Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang.

Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain. Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung.

Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah..............." demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain,maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30 nov1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidupYu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana YuYuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian,Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".

Kesimpulan: Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan Dunia. Walaupun hidup serba kekuarangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakanpribadi seorang Pengasih.

Jangan hanya bangga dengan keberhasilan masa lalu. Itu hanya kenangan !!!

Kalau pintu yang satu tertutup, pintu yang lain terbuka; tetapi seringkali kita terlalu lama menyesali pintu yang tertutup sehingga tidak melihat yang terbuka bagi kita. (Alexander Graham Bell)

Hal-hal yang hebat lebih banyak dilakukan dengan keberanian daripada dengan kebijaksanaan (Peribahasa Jerman)

Banyak orang yang TIDAK SADAR bahwa PERUT LAPAR dan AMARAH itu hanya diBATASI dengan GARIS TIPIS, Lapar bukanlah aib, cuma saja tidak menyenangkan. Sabarlah dan gigih bekerja untuk mendapatkan makanan sehingga tidak lapar.

Bagi yang lapar dan tak berdaya, harus diberi makan dulu, setelah sehat dan kuat baru ia bisa bekerja.

Ibu Teresa katakan : Berilah UMPAN kepada kaum lapar dan tidak berdaya, supaya mereka boleh sehat kembali dan kuat bekerja lagi, JANGAN diberi PANCING, sebab mereka sudah tiada tenaga lagi, mereka belum kuat untuk memancing karena mereka terlalu lemah, lunglai & tak berdaya!

Tujuan utama dibalik MISI KEMANUSIAAN bukanlah untuk menolong orang yg tidak mampu. Orang yg miskin sangat banyak jumlahnya dan tidak akan pernah habis ditolong. Tujuan adalah "MENSUCIKAN HATI & PIKIRAN" - membangkitkan welas asih para relawan sekaligus rasa bersyukur. Akan lebih baik kalau orang yg menerima kebaikan itu juga bisa timbul rasa welas asihnya.

BERAS di dunia tidak habis dimakan oleh 1 orang,
Urusan di dunia tidak habis diselesaikan oleh 1 orang, seorang diri juga tidak mampu mencapai semua keberhasilan dunia.

Water needs to run freely in order to be clean,
While air has to be move in order to be fresh,
Similary, as humans we need to be active to stay alive.

Better do something and wrong, at least you'll learn something than do nothing and get nothing

17th month of Surya (16.01.08)

Surya hari ini genap berusia 17 bulan, ehm dia udah bisa apa aja ya….. Surya sekarang udah pintar ngomong walaupun masih pake bahasa planet. Akhir-akhir ini kan sering hujan, Surya sambil nunjuk2 ke arah genteng dia bilang “uka” “uka”, maksudnya ternyata hujan, hehe. Jadi ngomongnya masih belum sempurna, mo ngomong ikan masih dengan “ika” “ika” atau bebek dengan “bebe” “bebe”.

Tambah besar sekarang Surya tambah ngalem, jadi bermain selalu minta ditemani mama atau kalau pas mama pergi Surya selalu minta ikut dengan menangis bahkan ke kamar mandi pun diikuti sampai pintu kamar mandi digedor-gedor. Hobby baru: senang memakai sandal mama, kita yang dewasa kuatir Surya terjatuh aja.

Kepintaran lain sudah mengerti apa yang kita perintahkan dan dia sudah bisa menyuruh kita seperti membukakan permen, pintu kamar, lemari es atau yang lainnya termasuk memutarkan VCD Nemo tsb. Pas kita tanya rambut Surya mana? eh dia pegang-pegang kepalanya, setelah itu memperagakan nangis dengan kedua kepal tangannya diputar2 di mata, ternyata dia ingat pas potong rambut itu nangis. Kelakuan lain yang lucu kalau kita bilang hiiii dingin atau huuu pedas, dia bisa meniru kita seperti kepedasan gitu, jadi dia bisa uh hah uh hah sambil mulutnya digerak2kan. Trus kalau kita tanya Surya kalau marah gimana, dia tunjukkan jari telunjuk sambil ngoceh (niru papa mamanya sih, hihi)


Oh ya Surya sekarang Pk 21.00 udah bubuk lo, gak seperti sebelumnya diatas Pk 22.00 sampai papa mama capek menjaga Surya bermain-main di kamar tidur. Udah gitu bubuk sendiri, tidak pakai digendong atau nangis, emang Surya anak yang manis.

Saat ini Surya masih senang bermain puzzle atau membuka buka buku. Mobil Mc Donald yang berjalan sendiri malah dibanting atau dibuang-buang. Puzzle nya masih sederhana yaitu memasukkan bentuk atau puzzle motorik spt donat ring tetapi ringnya kecil sekali. Jadi Surya udah bisa memasukkan tepat walaupun lingkarannya kecil banget.

Buah atau jus juga masih doyan dan sudah mulai makan nasi full (masih tahap belajar jadi diambilkan yang bagian bawah/lembek).Gigi udah 8 pcs besar-besar. Sepertinya bakal mau tumbuh 1 lagi di bagian bawah agak dalam, terlihat putih gitu.

Dibawah ini foto Surya yang terbaru, tambah tinggi aja deh kamu, hehe..... Sayang sekali sampai hari ini mama belum sempat menimbang berat badan Surya, pastinya sudah tambah berat spt terlihat di foto-foto ini.

God bless u, son!




Note: Sejak umur 15 bulan, si Surya suka bantuin papa mendorong single springbed spt di foto tsb, hehe. (jadi kalau pagi single bed disandarkan di tembok biar ruangan tidak sesak, trus pas malam baru dipasang lagi)

Perkataan Ibu Teresa

PERKATAAN IBU TERESA

Inilah perkataan yang diucapkan ibu Teresa sebelum menemui kematiannya :

"Kalau saya memungut seseorang yang lapar dari jalan, saya beri dia sepiring nasi, sepotong roti. Tetapi seseorang yang hatinya tertutup,yang merasa tidak dibutuhkan, tidak dikasihi, dalam ketakutan, seseorang yang telah dibuang dari masyarakat - kemiskinan spiritual seperti itu jauh lebih sulit untuk diatasi."Mereka yang miskin secara materi bisa menjadi orang yang indah. Pada suatu petang kami pergi keluar, dan memungut empat orang dari jalan. Dan
salah satu dari mereka ada dalam kondisi yang sangat buruk. Saya memberitahu para suster : "Kalian merawat yang tiga; saya akan merawat orang itu yang kelihatan paling buruk."

Maka saya melakukan untuk dia segala sesuatu yang dapat dilakukan, dengan kasih tentunya. Saya taruh dia di tempat tidur dan ia memegang tangan saya sementara ia hanya mengatakan satu kata : " Terima kasih " - lalu ia meninggal.

Saya tidak bisa tidak harus memeriksa hati nurani saya sendiri. Dan saya bertanya : " Apa yang akan saya katakan, seandainya saya menjadi dia ?" dan jawaban saya sederhana sekali. Saya mungkin berusaha mencari sedikit perhatian untuk diriku sendiri. Mungkin saya berkata : " Saya lapar, saya hampir mati, saya kedinginan, saya kesakitan, atau lainnya". Tetapi ia memberi saya jauh lebih banyak ia memberi saya ucapan syukur atas dasar kasih. Dan ia mati dengan
senyum di wajahnya.

Lalu ada seorang laki -laki yang kami pungut dari selokan, sebagian badannya sudah dimakan ulat, dan setelah kami bawa dia ke rumah perawatan ia hanya berkata : "Saya telah hidup seperti hewan di jalan, tetapi saya akan mati seperti malaikat, dikasihi dan dipedulikan."Lalu, setelah kami selesai membuang semua ulat dari tubuhnya, yang ia katakan dengan senyum ialah : " Ibu, saya akan pulang kepada Tuhan" - lalu ia mati.

Begitu indah melihat orang yang dengan jiwa besar tidak mempersalahkan siapapun, tidak membandingkan dirinya dengan orang lain. Seperti malaikat, inilah jiwa yang besar dari orang-orang yang kaya secara rohani sedangkan miskin secara materi.

1. Hidup adalah kesempatan, gunakan itu.
2. Hidup adalah keindahan, kagumi itu.
3. Hidup adalah mimpi, wujudkan itu.
4. Hidup adalah tantangan, hadapi itu.
5. Hidup adalah kewajiban, penuhi itu.
6. Hidup adalah pertandingan, jalani itu.
7. Hdup adalah mahal, jaga itu.
8. Hidup adalah kekayaan, simpan itu.
9. Hidup adalah kasih, nikmati itu.
10. Hidup adalah janji, genapi itu.
11. Hidup adalah kesusahan, atasi itu.
12. Hidup adalah nyanyian, nyanyikan itu.
13. Hidup adalah perjuangan, terima itu.
14. Hidup adalah tragedi, hadapi itu.
15. Hidup adalah petualangan, lewati itu.
16. Hidup adalah keberuntungan, laksanakan itu.
17. Hidup adalah terlalu berharga, jangan rusakkan itu.
18. Hidup adalah hidup, berjuanglah untuk itu.

TUHAN MEMBERKATI SEMUANYA…

Sudahkah mendoakan untuk ibu hari ini?

Sudahkah mendoakan untuk Ibu hari ini ????

Anakku, ketika engkau masih kecil ....
Ibu telah menghabiskan begitu banyak waktu ....
Mengajarkanmu menggunakan sendok, garpu untuk makan Mengikat tali sepatu, mengancingkan baju, bermain luncur-luncuran Memakai baju, menyisir ...
Setiap detik bersamamu merupakan kenangan terindah bagi Ibu

Saat ini ...
Ketika Ibu mulai lupa segalanya ...
sulit menyambung kata-kata...
Berilah Ibu sedikit waktu ... untuk mengingatkannya kembali Walaupun... mungkin ibu pun lupa pula apa yang akan dikatakan...

Anakku, bukankah dulu kita pernah mengulangnya terus-menerus Untuk belajar menyanyi lagu itu Masih ingatkan bagaimana Ibu selalu ....
berusaha menjawab pertanyaanmu yang lucu-lucu

Saat ini ...
Ketika Ibu selalu mengulang cerita-cerita lama Bersenandung lagu-lagu lama Mengertilah ... biarlah Ibu hanyut dalam kenangan-kenangan ini Semoga engkau mau menemani .... sesaat ....

Anakku, saat ini ...
Ibu sering lupa mengancingkan baju...
Mengikat tali sepatu ...
Makan ... juga mengotori baju
Menyisir ... dengan tangan gemetar
Janganlah mendesak Ibu
Beri Ibu lebih banyak kesabaran
Asalkan dapat bersamamu ... akan muncul begitu banyak kenangan

Anakku,
Sekarang kaki Ibu sulit untuk berdiri
Maukah pegang erat tangan Ibu
Menemani Ibu ...
Pelan ...
Seperti tahun-tahun yang lalu
Saat Ibu menemanimu
Berjalan pelan ...
Selangkah demi selangkah ....

A Very Good Message

Happy reading..... A great note for all to read it will take just 37 seconds to read this and change your thinking

Two men, both seriously ill, occupied the same hospital room. One man was allowed to sit up in his bed for an hour each afternoon to help drain the fluid from his lungs. His bed was next to the room's only window. The other man had to spend all his time flat on his back. The men talked for hours on end. They spoke of their wives and families, their homes, their jobs, their involvement in the military service, where they had been on vacation.

Every afternoon when the man in the bed by the window could sit up, he would pass the time by describing to his roommate all the things he could see outside the window.

The man in the other bed began to live for those one hour periods where his world would be broadened and enlivened by all the activity and color of the world outside.

The window overlooked a park with a lovely lake. Ducks and swans played on the water while children sailed their model boats. Young lovers walked arm in arm amidst flowers of every color and a fine view of the city skyline could be seen in the distance.

As the man by the window described all this in exquisite detail, the man on the other side of the room would close his eyes and imagine the picturesque scene.

One warm afternoon the man by the window described a parade passing by.

Although the other man couldn't hear the band - he could see it. In his mind's eye as the gentleman by the window portrayed it with descriptive words.

Days and weeks passed.

One morning, the day nurse arrived to bring water for their baths only to find the lifeless body of the man by the window, who had died peacefully in his sleep. She was saddened and called the hospital attendants to take the body away.

As soon as it seemed appropriate, the other man asked if he could be moved next to the window. The nurse was happy to make the switch, and after making sure he was comfortable, she left him alone.

Slowly, painfully, he propped himself up on one elbow to take his first look at the real world outside.

He strained to slowly turn to look out the window beside the bed.

It faced a blank wall. The man asked the nurse what could have compelled his deceased roommate who had described such wonderful things outside this window.

The nurse responded that the man was blind and could not even see the wall.

She said, "Perhaps he just wanted to encourage you."

Epilogue:
There is tremendous happiness in making others happy, despite our own situations.
Shared grief is half the sorrow, but happiness when shared, is doubled.

If you want to feel rich, just count all the things you have that money can't
buy.

"Today is a gift, that's why it is called the present."

Tampang Surya kalo gundul

Surabaya, 13 Januari 2008

Surya potong rambut di salon utk ke2 kalinya (sebelumnya awal Nov 07). Yang pertama OK-OK bahkan sangat manis, tetapi yang kali ini susah banget pakai acara nangis segala. Begitu masuk, Surya sudah tidak mau didudukkan di mobil-mobilan yang ada di Kids Cut (Tunjungan Plaza) tsb padahal di TV udah diputar film Teletubbies.

Jadinya selama acara potong rambut, Surya dipangku mama dan Surya nangis terus. Untung tante yang motong pintar sehingga dalam 10 menit udah selesai, maklum tanpa model; jadi rambut Surya dipangkas abis seperti foto dibawah ini, hehe…… persis deh Shaolin and bikin Surya keliatan bandelnya gitu


Kenapa Tuhan Memberikan Kepada Kita Masalah?

KENAPA TUHAN MEMBERIKAN KEPADA KITA MASALAH?

Masalah-masalah yang Anda hadapi bisa membuat Anda jatuh atau bertumbuh, tergantung dengan bagaimana caranya Anda menanggapinya. Sangat disayangkan banyak orang gagal untuk melihat bagaimana Tuhan menggunakan masalah untuk kebaikan mereka. Mereka lebih memilih untuk bertindak dengan bodoh dan membenci masalah-masalah yang mereka hadapi, daripada berdiam diri untuk merenungkan kebaikan apa yang bisa mereka dapati dari masalah-masalah tersebut.

Ada lima cara yang Tuhan menggunakan masalah-masalah di dalam kehidupan Anda:

1. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGARAHKAN Anda. Kadang-kadang Tuhan harus menyalakan api di bawah Anda untuk membuat Anda tetap bergerak. Sering kali masalah yang Anda hadapi akan mengarahkan Anda ke arah yang baru dan memberikan Anda motivasi untuk berubah. Apakah Tuhan sedang mencoba menarik perhatian anda?

2. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGUJI Anda. Manusia bagaikan teh celup ... jika Anda ingin tahu apa yang ada di dalamnya, celupkan saja ke dalam air panas! Pernakah Tuhan menguji kesetiaan Anda dengan masalah? Apakah yang didapati oleh masalah-masalah itu tentang Anda? "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:2-3).

3. Tuhan menggunakan masalah untuk MENGOREKSI Anda. Ada pelajaran-pelajaran yang Anda pelajari hanya melalui penderitaan dan kegagalan. Mungkin waktu Anda masih kecil orang tua Anda mengajar Anda untuk tidak boleh menyentuh kompor yang panas. Tetapi mungkin Anda belajar justru karena setelah Anda terbakar. Kadang-kadang Anda baru bisa menghargai sesuatu ... kesehatan, uang, hubungan ..., saat Anda sudah kehilangannya. "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:71).

4. Tuhan menggunakan masalah untuk MELINDUNGI Anda. Suatu masalah bisa menjadi berkat jika masalah tersebut mencegah Anda dari bahaya. Tahun lalu ada satu teman saya yang dihentikan dari pekerjaannya karena dia menolak untuk melakukan sesuatu yang tidak etis oleh bossnya. Pengangguran itu merupakan suatu masalah bagi dia, tetapi justru itulah yang menghindarkan dia ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara setahun kemudian ketika kelakuan manajemen yang tidak etis itu akhirnya terbongkar. "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan..." (Kejadian 50:20).

5. Tuhan menggunakan masalah untuk MENYEMPURNAKAN Anda. Jika Anda menanggapi masalah dengan cara dan pandangan yang benar, masalah tersebut bisa membentuk Anda. Tuhan lebih memperhatikan karakter Anda daripada kenyamanan Anda. Hanya hubungan anda dengan Tuhan dan karakter anda yang akan dibawa dengan anda sampai kekal. Anda malah bermegah dalam kesengsaraan Anda, karena Anda tahu, bahwa ... kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. (Roma 5:3-4). (Anonim)

Video clip perkembangan janin (9 months)

Song of today :



Faye Wong - Eyes on Me