Lilypie Kids birthday PicLilypie Kids birthday Ticker
Google

Welcome Note

This site/blog will tell the world more about my lovely son, named Agus Surya Yoewira or Yoe Wen Yang (his Chinese name). Beside uploading his photos and stories, I will also quote nice, spiritual and touching stories or articles from other resources. Hope this site/blog will be inspiring and useful for other moms in this world.
(Indonesian: Site/blog ini kupersembahkan oentoek putraku terkasih, Agus Surya Yoewira/Wen Yang. Walaupun tidak detail amat, akan selalu kutuliskan perkembangan dia baik melalui tulisan, cerita atau foto-foto. Selain itu ada macam-macam puisi, tantra, kalimat indah dan artikel-artikel yang semoga dapat berguna dan menjadi inspirasi bagi yang membacanya)

MY OATH TO YOU

When you are sad, ………………. I will dry your tears
When you are scared, …………….. I will comfort your fears
When you are worried, …………… I will give you hope
When you are confused, ………….. I will help you cope
And when you are lost, …………… and cant’t see the light, I shall be your beacon….Shining ever so bright.
This is my oath………… I pledge till the end. Why you may ask? ……………… Because you’re my son.


FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER (I) (L)OVE (Y)OU

Surya's reply :-D

Every love that you've been given to me
will never ever go away
coz your loves are
my spirit .......
my light ........
my destination ......
my guide ...........
and
my everything......

LOVE YOU, MOMMY.... !!!

Surya's Slide Show! (new born until 2 years old)

28 March - Enjoy Motherhood!

Working mothers, full time mothers, half working mothers, working from home mothers, all kinds of mothers, you are made from the same core material, MOTHER.

What ever you do on in your spare time, you are still a MOTHER.
What ever decision you make, you will always be a MOTHER.

The reason we join such kind of mailing list about parents/ babies/ children is because we want to be a good MOTHER.

So no matter how far you go, and how bad you look, a MOTHER you are. Life is all about choices, and with each choice we choose, there is a consequence that follows and a victory that is celebrated. The consequence strengthens us. The victory glorifies us.

Lets just celebrate what we are now. Our babies do not care what we become, in their eyes, we are their MOTHERS.

There are 1,000,000 ways to love your babies, so if you cant do 1, you still have 999,999 other ways.

There is no such thing as BETTER MOTHER, only BEST MOTHERS, and that is YOU. YOU are the BEST MOTHER for YOUR BABIES.

I know I am, even though I am a working mother. My guilt haunted me. But when I go home and I see how my baby boy opens his arms to welcome me, I know in his eyes he doesn't see my solicitude.

In his eyes, I am only his MOTHER and I LOVE HIM, and in the end, isn't that all that matters?

So keep loving your babies in your own ways.

Enjoy motherhood!!!

ANJING DI GEREJA

*** TheMOONLIGHT ***
From the Chicken Soup for the Cat & Dog Lover's Soul:


Hari Minggu pagi biasanya merupakan hari yang cukup santai di kebanyakan rumah tangga, tapi di rumah kami di Ogilvie, Minnesota, jelas keadaannya tidak seperti itu pada masa akhir 1920-an.

Acara kebaktian gereja dimulai pada jam setengah sepuluh pagi. Ibuku menjadi pemain organ di sana, jadi ia harus datang pagi-pagi. Itu berarti kami semua, anak-anaknya ini, mesti sudah mandi, berpakaian, dengan rambut tersisir rapi pada saat ibu meninggalkan rumah.

Seperti sudah bisa diduga, semua orang serba tergesa-gesa untuk memastikan masing-masing siap pada waktunya. Itu saja sudah cukup menyulitkan, tapi suatu hari kami mendapat masalah baru---anjing kami, Brownie.

Setiap pagi Brownie dibukakan pintu oleh siapa saja yang paling dulu bangun di rumah. Kalau kami memanggilnya masuk, biasanya ia akan langsung berlari-lari menghampiri. ..tapi pada hari Minggu itu, ia menolak masuk.

Kami memanggil-manggil dan membujuknya lama sekali, tapi entah di mana ia berada. Karena tak bisa menemukan anjing kami yang menghilang itu, akhirnya kami menyerah dan berangkat ke gereja, meninggalkan Brownie di luar sana, entah di mana.

Tiba di gereja, kami duduk, sementara Ibu sudah siap di depan organ. Setelah beberapa lagu pujian dan doa-doa dilantunkan, Pendeta memulai khotbahnya. Kami, anak-anak, berusaha duduk tenang seperti yang diperintahkan, dan tidak bergerak-gerak gelisah. Tapi ketika Pendeta semakin bersemangat berkhotbah, aku merasa mendengar sesuatu yang tidak biasa. Tapi sepertinya orang-orang lain tidak mendengar. Namun, kemudian suara itu terdengar lagi, lebih keras. Seperti suara menggaruk-garuk di pintu gereja. Kami, anak-anak, saling pandang tanpa bersuara dan berusaha menawan tawa. Kemudian suara menggaruk-garuk itu diikuti oleh suara lolongan anjing kesepian yang menyedihkan. Semua orang dewasa pura-pura tidak mendengar; mereka mencondongkan tubuh di bangku gereja supaya bisa mendengar setiap patah kata yang diucapkan Pendeta. Tapi kami, anak-anak, mengenali lolongan itu. Hanya satu anjing yang mempunyai lolongan seperti itu di lingkungan kami.

Lolongan itu terus terdengar, dan Pendeta berhenti berkhotbah sejenak, sambil mengerutkan kening karena kesal. Ia tidak mau bersaing dengan suara lolongan itu, jadi ia menyuruh penjaga gereja membuka pintu dan mengusir si anjing. Tapi Brownie rupanya lebih gesit daripada si penjaga gereja. Begitu pintu dibuka, anjing kami itu melompat masuk dengan ekspresi penuh kemenangan. Ia melangkah di lorong dengan tenang, di bawah tatapan sekian puluh pasang mata yang tercengang dari bangku pengunjung dan sang Pendeta sendiri. Begitu tiba di tempat Ibu duduk di depan organ, Brownie langsung menghempaskan diri dan duduk tenang. Terdengar gumaman di seluruh ruangan gereja, ada juga yang tersenyum dan mengangguk-angguk. Sang Pendeta, yang sudah bertekad tidak mau mengacuhkan pengganggu yang tidak biasa ini, melanjutkan khotbahnya.

Hari Minggu berikutnya, kebetulan kami tidak mengikuti kebaktian pagi---walau ini jarang terjadi. Tapi Brownie tidak tahu tentang perubahan jadwal ini. Di kebaktian sore, kami baru mendengar apa yang terjadi. Pagi tadi Brownie membuat keributan di depan gereja, hingga sekali lagi ia diperbolehkan masuk. Kembali ia melangkah di lorong, hingga tiba di tempat pemain organ yang baru hendak bermain. Brownie berdiri tertegun sejenak, memandangi si pemain organ wanita. Setelah yakin seratus persen bahwa pemain organ itu bukan Ibu, ia kembali ke pintu gereja dan jelas-jelas menunjukkan sikap tidak tertarik untuk mengikuti kebaktian itu.

Masih banyak hari-hari Minggu di mana Brownie lagi-lagi menunjukkan sikap tenang selama kebaktian dan sekaligus memperlihatkan loyalitasnya terhadap keluarga kami. Anda tentu bisa membayangkan betapa tidak nyamannya situasi ini bagi ibu kami. Ada beberapa orang yang tidak begitu senang melihat ada anjing di dalam gereja. Dan setiap kali kami mempunyai pendeta baru, Ibu mesti memberikan penjelasan padanya tentang anjing kami yang tidak biasa itu. Karena Brownie hidup hingga mencapai usia sembilan belas tahun, cukup banyak pendeta yang jadi terbiasa kalau khotbah mereka diinterupsi oleh anjing kecil berbulu coklat itu.

Tak lama setelah kematian Brownie, pendeta kami datang berkunjung. Setelah memberi penghiburan pada kami atas kehilangan yang kami rasakan, ia berkata, "Di pintu surga, yakinlah bahwa Brownie pasti akan menggaruk-garuk di pintunya, dan begitu pintu itu dibuka, dia akan diberi tempat persis di depan, dengan para penghuni surga terbaik di sana."

Evelyn Olson.

Sekilas tentang penulis:
Evelyn Olson menghabiskan sebagian besar hidupnya yang sudah delapan puluh tujuh tahun di dekat Ogilvie, sebuah kota kecil di Minnesota tengah. Ia lulusan dari Ogilvie School dan St. Cloud University. Selama tiga puluh lima tahun, ia mengajar di sekolah-sekolah pedesaan di dekat tempat tinggalnya, lalu selama sepuluh tahun berikutnya ia mengajar anak-anak cacat di Ogilvie School. Ketika pensiun, ia mendapat anugerah dan penghargaan dari Minnesota Board of Education atas jasanya mengajar selama empat puluh tujuh tahun. Ia mempunyai banyak binatang peliharaan dalam hidupnya, tapi yang menjadi kesayangannya adalah Brownie. Mungkin ini karena masa hidup Brownie yang panjang serta kasih sayangnya pada Evelyn dan seluruh keluarganya.

Happy Easter to you all!


Because of Jesus,

we have hope for TODAY,

TOMORROW and FUTURE


Happy Easter Day and

the Favor of God be with us forever!

Doa Paskah, 23 Maret 2008

Tuhan Yesus,
tak ada kata-kata yang pantas
untuk mengungkapkan kekaguman
dan syukur kami atas karunia agung,
mujizat terbesar yang KAU b'ri
yaitu keabadian hidup.

Ketika Kau bangkit dari kubur,
maut telah Kau tinggalkan,
dilambangkan dengan kain kafan
yang terpuruk lemas.
Sejak itu,
kematian telah kehilangan kuasanya atas kami.

Kebangkitan-Mu telah membawa kehidupan baru bagi kami,
dan ini tidak mungkin akan terjadi
tanpa penderitaan-Mu bagi kami.
Kau berikan harapan baru
kepada mereka pada fajar Minggu Paskah ini,
ketika Engkau bangkit dengan kemenangan,
untuk membagikan kehidupan-Mu yang baru
bersama mereka dan bersama kami.

Suatu kali nanti, bila hari terasa gelap bagi kami,
ketika semua permasalahan seakan tak mungkin teratasi,
semoga kami dapat berpikir
tentang Engkau dan kebangkitan-Mu.

Semoga semua ini tetap menjadi tumpuan harapan kami,
bahwa tak sesuatu pun, bahkan maut,
mampu menguasai kami.
Biarlah kami melangkah dalam sinar terang-Mu
selama sisa hidup kami,sampai kami tiba di rumah-Mu
yang kami dambakan
untuk hidup kekal bersama-Mu.

Amin

Surya terpeleset & terpental

Surabaya, Jumat 21 Maret 2008

Hari ini adalah hari libur jadi papa & mama tidak kerja. Surya tidak ikut mama ke gereja lagi karena Surya blm bangun pas mama ke gereja. Kebetulan hari ini adalah hari Jumat Agung, wafatnya Tuhan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa-dosa umatnya.

Surya masih kecil, jadi memang belum mengerti sehingga mama tidak memaksakan Surya untuk ke gereja.

Acara kita hari ini setelah makan siang adalah jalan-jalan ke PTC/Supermall. Disana ketemu ama kung2, bobo, kuku2, cece2 dan keluarga papa lainnya. Surya seneng banget karena banyak temannya sampai tidurnya molor (Surya bubuk Pk 14.00, bangun Pk 15.00 -- tidur sejam aja).

Sekitar Pk 17.00 kita nyampe di rumah dan saat itu hujan deras. Setelah papa siapin air untuk mandi & mama melepaskan baju Surya, eh Surya lari menuju ke kamar mandi padahal di dekat kamar mandi lantai masih basah…. Papa mama udah gak bisa pegangi Surya…. Akhirnya Surya terpeleset dan terpental sampai kepala membentur lantai sangat keras (jatuh telentang). Surya nangis sekencang2nya, sementara papa & mama juga histeris karena baru kali ini Surya jatuh sangat mengerikan. Papa mama sampai takut sekali, kuatir Surya gegar otak / pingsan…..

Setelah ditunggu ½ jam, Surya udah tidak kenapa2, baru mama lap Surya; acara mandi jadi batal krn Surya nangis & berkeringat.

Setelah diseka & dibedakin, Surya udah aktif lagi seperti biasanya tetapi takut melewati tempat kejadian :) Malam juga mau makan. (Surya inget bener kalau ditanya abis jatuh dimana, dia dpt menunjukkan TKP/tempat kejadian perkaranya)

Walaupun Surya udah tidak kenapa2, mama masih mengkuatirkan kesehatan Surya. Mama udah menyampaikan ke papa utk CT Scan/Rotgen krn mama kuatir efeknya ntar pas Surya gede/dewasa.

Mama tak henti2nya berdoa buat kamu, smoga Tuhan selalu melindungi & memberkatimu….. diberi kesehatan dan kepandaian oleh Bapa di surga. Amen.

BEFORE U COMPLAIN

Today before you think of saying an unkind word
Think of someone who can't speak

Before you complain about the taste of your food

Think of someone who has nothing to eat

Before you complain of not having enough

Think of someone who's begging on the street

Before you complaint of being ugly
Think of someone who's actually in the worst of states of life

Before you complain about your husband or wife

Think of someone who's crying out to God for a companion

Today before you complain about life
Think of someone who went too early to heaven

Before you complain about your children
Think of someone who desires children but they're barren

Before you argue about your dirty house someone didn't clean or sweep
Think of the people who are living in the streets

Before whining about the distance you drive
Think of someone who walks the same distance with their feet

And when you are tired and complain about your job
Think of the unemployed, the disabled and those who wished they had your job

But before you think of pointing the finger or condemning another Remember that not one of us are without sin and we all answer to one maker

And when depressing thoughts seem to get you down
Put a smile on your face and thank God you're alive and still around

Life is a gift
Live it...
Enjoy it...
Celebrate it...
And fulfill it.

And while you are at it give love to someone today
Love someone with what you do and the words you say

Love is not meant to be kept locked inside of us and hidden
So give it away

Give Love to someone today!!

You don't love someone because they're beautiful.
They're beautiful because you love them.

It's true you don't know what you've got until its gone, but ! its also true You don't know what you've been missing until it arrives!!!

To send a letter is a good way to go somewhere without moving anything, but your heart

19th month of Surya (16 Mar 08)

Ini foto Surya pas di bulan ke 19…. Walaupun sepeda tsb belum cocok untuk seusianya, Surya udah bisa naik sendiri lo…… Sepedanya hadiah dari kuku (cece papa) pas ultah pertama. Jadi sambil didorong papa/mama, Surya bisa mengayuh sepeda tsb sambil kedua tangan memegang setirnya.


Surya tambah umur tambah nakal aja, kalau dilarang sukanya nangis. Masak jarinya suka dimasukkan di colokan listrik, ato mo masukkan powernya tape segala, ntar kesetrum sayank..... Selain itu Surya udah bisa mematikan/ menyalakan TV lo.... dengan menekan tombol on off nya ato suka mencet tombol open/close nya DVD/VCD player.... kalau CD dah keluar akan diambilnya :)

Kasian sampai hari ini Surya belum dapat pengganti suster Endang, sehingga Surya harus main-main sendiri ama kung2 & bo2, semoga Surya tidak stress di sana, hehe…. Abisnya dari cerita sus, Surya sering dilarang & mainan disana sangat sedikit. Makan juga dibatasi / tidak boleh terlalu kenyang, maafkan mama yang tidak bisa berbuat apa2 selama Surya dititipkan di Praban. Karena Senin-Jumat makannya dikit, jadi kalau di rumah Kranggan juga gak mau makan banyak2…. Ya udahlah yang penting Surya sehat & tumbuh menjadi anak yang kuat.

Perkembangan Surya masih OK…. Perbendaharaan kata juga bertambah terus…. Surya mo coba merangkaikan 2 kata, spt ika….air…. , mama mengerti yg dimaksud Surya adalah ikan berenang di air trus ada lagi yg lain: ika....bubuk.... (ikan bubuk), sus …. becak (sus naik becak), ci…ntu (sambil pegang kunci Surya mo bilang kunci pintu), bi papa (mobil papa), mimic cucu (minum susu)…. Kata baru yang lain: agi agi (lagi lagi), ai.... (=mulai), mbak, bapak, amin (vitamin), men men (permen), mi nyak, cicak & pipi.


Selain itu Surya udah pinter bilang 'moh' / 'gak' lo kalau gak setuju atau gak mau.... sambil kepalanya digeleng-gelengkan tanda tidak mau/tidak setuju tsb. Kalau kita tanya: Surya hidungnya pesek ya? Dia pasti geleng2 sbg tanda tidak setuju, trus kalau pas dia bawa cookies/krupuk dan kita minta pasti dia geleng2 tanda tidak boleh, ato pas disuruh pipis dia bilang moh krn blm pingin pipis :) Bahasa planet kadang masih diucapkan yg sampai hari ini tdk ada yg mengerti maksudnya, hihi; contohnya: apuku, apecekaya, peka peka -- kadang matanya sambil disipitkan gitu pas ngomong pekaaaa.....

Lagu yg dia suka adalah ‘I have an apple….’, ‘This is the way: I wash my face/comb my hair/brush my teeth…. So early in the morning….. jadi saat kita nyanyi dia yg akan memperagakan cuci muka/sisir rambut/gosok gigi….., ‘Clap your hands’, ‘Head & Shoulders’ – ini lagu sama dg kepala pundak lutut kaki….. & Surya udah bisa lama krn keseringan nonton Teletubbies…. lagu Indonesia adalah anjing kecil, cicak di dinding & burung hantu (matahari terbenam, hari mulai malam.....), bahkan saat mama menyanyikan lagu Anak Tuhan, Surya bisa ikut menirukan yaya & yeye.... Happy yaya Happy yeye, saya senang jadi anak Tuhan, siang jadi kenangan malam jadi impian, cintaku semakin mendalam.......

Ingatan Surya sangat tajam... diajarin sekali musti diingat2 ama Surya, hehe u're so smart boy! Di usia ini Surya udah bisa nunjuk & bedakan poh (warna merah) & lala (yg kuning) di film Teletubbies. Kalau ngomong Poh & Lala malah udah bisa duluan. Kalau twinky winky & dipsy masih susah.

Mainan favorit msh main puzzle, mobil2an dan bola (nendang bola udah kuat & bisa jauh), lemari Tupperware sukanya dibongkar & ditata di lantai, pokoknya Surya gak bisa diam kalau di rumah; ada aja yang diambil & dibuat mainan.

Berat sampai hari ini juga blm mama timbang, abisnya yg pas ke dokter Surya udah nangis meraung2 minta keluar ruangan dokter, hehe….. Surya takut banget ketemu dokter padahal cuman dipegang dada trus diliat mulut/tenggorokannya. Sementara itu kalau udah di rmh mama lupa terus, abisnya timbangan mama simpan di dlm laci yg terkunci. --> update per 28 Mar: berat Surya ternyata cuman 11 kg.... gak pa2 gak gemuk yg penting sehat ya nak :)

Gigi Surya keliatan mo tumbuh 1 lagi di bagian atas (geraham), masih putih….. krn gatal itu Surya suka gigit2 saputangan.

Cerita lain yang heboh belum ada sementara ini. Perkembangan yg agak bagus dia bisa bilang niau2 kalau mau pipis, tapi seringnya pipis duluan baru bilang, haha.... kalau eek lebih banyak benere, jadi blm eek di celana dia bisa bilang eek.......

OK son, mama doakan sehat selalu & lekas besar…… jadi anak yg pintar & nurut ama papa mama ya…..

GBU!

Great article about finance & kids

Making Kids Money Savvy: Try These Four Financial Tricks

Give them a few dollars -- and some financial common sense.

Want to make sure your children grow up to be money-smart adults? Check out the four experiments below.

My advice: Try these tricks on your kids, talk to them about the lessons to be learned -- and then quietly muse about whether you, too, fall prey to these financial traps.

Favoring today.

If children are to save diligently once they're adults, they need to learn to delay gratification. Yet this skill doesn't come easily.

Want proof? Let's say you give your kids $5 a week in pocket money. When it's next time to fork over their allowance, offer them a choice: They can have the usual $5 right away -- or they can have $7, equal to a whopping 40% more, if they're willing to wait a week.

"It's about immediate gratification," says Shlomo Benartzi, an economics professor at the University of California at Los Angeles. "Getting nothing right now doesn't sound good, so they'd probably go for the $5."

That doesn't necessarily mean your children want their pocket money all at once.
Prof. Benartzi, cofounder of the Behavioral Finance Forum, also suggests offering a choice between, say, $7 right away and $1 every day.
He suspects children might favor the daily $1 -- because, like adults, they prefer a series of small gains to a single big win.

Slowing spending.

We think about money differently, depending on its form.
For instance, we're usually more careful about our spending if we are paying with cold cash rather than a credit card.

To test this in your kids, try varying the form of their pocket money.
One week, give them five singles.
The next week, give them a $5 bill.
You will likely find your children are slower to spend the $5 bill.

"It seems to be perceived as having more value," says Dhananjay Nayakankuppam, a marketing professor at the University of Iowa.
"The subjective pain of parting with the $5 bill is greater than the subjective pain of parting with five $1 bills."

Adults show the same tendency.
In a study that appeared in the March 2006 Journal of Consumer Research, Prof. Nayakankuppam and his co-authors, Arul Mishra and Himanshu Mishra, found that people were less inclined to spend if they had, say, a $50 bill rather than 10 $5 bills.

Making a wish list.

We have all hankered after items we've seen at the mall or in an advertisement.
Sometimes, we buy and end up disappointed.
Sometimes, we wait a few days and the urge passes.

Want to deter your children from impulse purchases? Consider the strategy used by reader Helane Becker, a financial analyst who lives in Millburn, N.J.

When her two kids mention things they want, Ms. Becker adds the items to each child's wish list.
A few days or weeks later, she goes over the lists with her kids -- and sees which items they still want to buy with their own money or receive as birthday or holiday gifts.

"When they were little, it surprised me that, by Friday, they sometimes couldn't remember a specific toy they so desperately wanted on Tuesday," Ms. Becker says.

Keeping the change.

Children seem to have endless desires, which shouldn't be a huge shock.
After all, their purchases usually aren't costing them anything, because they are spending their parents' money.
The trick: Make your kids feel like they're spending their own money.

I learned this with my daughter.
When Hannah went on her first school field trip, I gave her $5 and told her I wanted the change. She returned with a bag of trinkets and a few pennies.

On the next trip, I gave her $5 again. But this time, I told her she could keep any money that was left over. She came back with $5.

I later tried the same trick with Hannah's younger brother, Henry.
It wasn't nearly so successful. Still, it provided another chance to talk about money -- which, as long as parents don't overdo it, is probably a good thing.

"You don't want to turn them into money-saving automatons," warns Meir Statman, a finance professor at Santa Clara University in California.

"It's good to know when to put money into the piggy bank. But it's also good to know when to take it out."



Investment: Your investment for a better tomorrow starts today.


Wisdom: Reading enriches the mind, but sharing enhances it.

Beautiful Story - membaca alkitab

Seorang Kakek hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky (Amerika) dengan cucu lelakinya yg masih muda.

Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Alkitab di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Alkitab seperti yang kakek lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Alkitab?"

Dengan tenang sang Kakek dengan mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab, " Bawa keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.

Sang kakek berkata, " Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang arang itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi.

Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek. Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang arang yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam.

"Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Alkitab. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita."

Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang Sepenggal kata mutiara : "Teman yang baik adalah seseorang yang dapat berkata BENAR kepada kita, dan bukan orang yang selalu MEMBENAR-BENARKAN perkataan kita, tanpa koreksi dan NASIHAT."

Kekuatan Pengampunan - Amazing Grace

Seorang wanita berkulit hitam yang telah renta dengan perlahan bangkit berdiri di suatu ruang pengadilan di Afrika Selatan. Umurnya kira-kira 70 thn, di wajahnya tergores penderitaan yang dialaminya bertahun-tahun. Di depan, di kursi terdakwa, duduk Mr. Van der Broek, ia telah dinyatakan bersalah telah membunuh anak laki-laki dan suami wanita itu.

Beberapa tahun yang lalu laki-laki itu datang ke rumah wanita itu. Ia mengambil anaknya, menembaknya dan membakar tubuhnya. Beberapa tahun kemudian, ia kembali lagi. Ia mengambil suaminya. Dua tahun wanita itu tidak tahu apa yang terjadi dengan suaminya. Kemudian, van der Broek kembali lagi dan mengajak wanita itu ke suatu tempat di tepi sungai. Ia melihat suaminya diikat dan disiksa. Mereka memaksa suaminya berdiri di tumpukan kayu kering dan menyiramnya dengan bensin. Kata-kata terakhir yang didengarnya, ketika ia disiram bensin adalah, "Bapa, ampunilah mereka."

Belum lama berselang, Mr. Van den Broek ditangkap dan diadili. Ia dinyatakan bersalah, dan sekarang adalah saatnya untuk menentukan hukumannya. Ketika wanita itu berdiri, hakim bertanya, "Jadi, apa yang Anda inginkan? Apa yang harus dilakukan pengadilan terhadap orang ini yang secara brutal telah menghabisi keluarga Anda?"

Wanita itu menjawab, "Saya menginginkan tiga hal. Pertama, saya ingin dibawa ke tempat suami saya dibunuh dan saya akan mengumpulkan debunya untuk menguburkannya secara terhormat." Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan, "Suami dan anak saya adalah satu-satunya keluarga saya. Oleh karena itu permintaan saya kedua adalah, saya ingin Mr. Van den Broek menjadi anak saya. Saya ingin dia datang dua kali sebulan ke Ghetto (perumahan orang kulit hitam) dan melewatkan waktu sehari bersama saya, hingga saya dapat mencurahkan padanya kasih yang masih ada dalam diri saya."

"Dan akhirnya," ia berkata, "permintaan saya yang ketiga. Saya ingin Mr. Van den Broek tahu, bahwa saya memberikan maaf bagi dia karena Yesus Kristus mati untuk mengampuni. Begitu juga dengan permintaan terakhir suami saya.


Oleh karena itu, bolehkah saya meminta seseorang membantu saya ke depan, hingga saya dapat membawa Mr. Van den Broek ke dalam pelukan saya dan menunjukkan padanya, bahwa dia benar-benar telah saya maafkan."

Ketika petugas pengadilan membawa wanita tua itu ke depan, Mr. Van den Broek sangat terharu dengan apa yang didengarnya hingga pingsan. Kemudian, mereka yang berada di gedung pengadilan - teman, keluarga, dan tetangga - korban penindasan dan ketidakadilan serupa - berdiri dan bernyanyi "Amazing grace, how sweet the sound that saved a wretch like me. I once was lost, but now I'm found. 'I was blind, but now I see. (Anugerah yang ajaib, sungguh merdu suara yang telah menyelamatkan orang yang malang seperti saya. Saya pernah hilang, tetapi sekarang saya ditemukan. Saya pernah buta, tetapi sekarang saya melihat)."

Only A Child.................. / Song "Please Forgive Me"

Her hair was up in a ponytail
Her favorite dress tied with a bow.
Today was Daddy's Day at school,
And she couldn't wait to go.

But her mommy tried to tell her,
That she probably should stay home.
Why the kids might not understand,
If she went to school alone.

But she was not afraid;
She knew just what to say.
What to tell her classmates
Of why he wasn't there today.

But still her mother worried,
For her to face this day alone.
And that was why once again,
She tried to keep her daughter home.

But the little girl went to school,
Eager to tell them all.
About a dad she never sees
A dad who never calls.

There were daddies along the wall in back,
For everyone to meet.
Children squirming impatiently,
Anxious in their seats.

One by one the teacher called,
A student from the class.
To introduce their daddy,
As seconds slowly passed.

At last the teacher called her name,
Every child turned to stare.
Each of them was searching,
For a man who wasn't there.

"Where's her daddy at?"
She heard a boy call out.
"She probably doesn't have one,"
Another dared to shout.

And from somewhere near the back,
She heard a daddy say,
"Looks like another deadbeat dad,
Too busy to waste his day."

The words did not offend her,
As she smiled up at her Mom.
And looked back at her teacher,
Who told her to go on.

And with hands behind her back,
Slowly she began to speak.
And out from the mouth of a child,
Came words incredibly unique.

"My Daddy couldn't be here,
Because he lives so far away.
But I know he wishes he could be,
Since this is such a special day.

And though you cannot meet him,
I wanted you to know.
All about my daddy,
And how much he loves me so.

He loved to tell me stories
He taught me to ride my bike.
He surprised me with pink roses,
And taught me to fly a kite.

We used to share fudge sundaes,
And ice cream in a cone.
And though you cannot see him,
I'm not standing here alone.

"Cause my daddy's always with me,
Even though we are apart
I know because he told me,
He'll forever be in my heart"

With that, her little hand reached up,
And lay across her chest.
Feeling her own heartbeat,
Beneath her favorite dress.

And from somewhere in the crowd of dads,
Her mother stood in tears.
Proudly watching her daughter,
Who was wise beyond her years.

For she stood up for the love
Of a man not in her life.
Doing what was best for her,
Doing what was right.

And when she dropped her hand back down,
Staring straight into the crowd.
She finished with a voice so soft,
But its message clear and loud.

I love my daddy very much,
He's my shining star.
And if he could, he'd be here,
But heaven's just too far.

You see he was a fireman
And died just this past year
When airplanes hit the towers
And taught Americans to fear.

But sometimes when I close my eyes,
It's like he never went away."
And then she closed her eyes,
And saw him there that day.

And to her mother's amazement,
She witnessed with surprise.
A room full of daddies and children,
All starting to close their eyes.

Who knows what they saw before them,
Who knows what they felt inside.
Perhaps for merely a second,
They saw him at her side.

"I know you're with me Daddy,"
To the silence she called out.
And what happened next made believers,
Of those once filled with doubt.

Not one in that room could explain it,
For each of their eyes had been closed.
But there on the desk beside her,
Was a fragrant long-stemmed pink rose.

And a child was blessed, if only for a moment,
That heaven is never too far....

They say it takes a minute to find a special person,
An hour to appreciate them, a day to love them,
Until eternity.

God bless you........


There were 10,000 children that lost a parent on 9/11 attacked.....

New action of Surya :)



Pictures taken on 08 Mar 08

Moral reading: Segelas susu

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini?"

Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan.

Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata:"Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda."

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter di kota itu sudah tidak sanggup menanganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.

Dr. Horward Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly.

Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut. Dan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu.

Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan....Wanita itu sembuh!!

Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.

Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa Ia tak akan mampu menbayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya.

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi.."Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu!!" tertanda, Dr Horward Kelly.

Air mata kebahagian kehilangan membanjiri matanya. Ia berdoa: "Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia."

Source: unknown

WINNERS VERSUS LOOSERS


The Winner is always part of the answer;
The Loser is always part of the problem.

The Winner always has a program;
The Loser always has an excuse.

The Winner says, "Let me do it for you";
The Loser says, "That is not my job."

The Winner sees an answer for every problem;
The Loser sees a problem for every answer.

The Winner says, "It may be difficult but it is possible";
The Loser say, "It may be possible but it is too difficult."

When a Winner makes a mistake, he says, " I was wrong";
When a Loser makes a mistake, he says, "It wasn't my fault."

A Winner makes commitments;
A Loser makes promises.

Winners have dreams;
Losers have schemes.

Winners say, "I must do something";
Losers say, "Something must be done."

Winners are a part of the team;
Losers are apart from the team.

Winners see the gain;
Losers see pain.

Winners see possibilities;
Losers see problems.

Winners believe in win/win;
Losers believe for them to win someone has to lose.

Winners see the potential;
Losers see the past.

Winners are like a thermostat;
Loser are like thermometers.

Winners choose what they say;
Losers say what they choose.

Winners use hard arguments, but soft words;
Losers use soft arguments, but hard words;

Winners stand firm on values but compromise on petty things;
Losers stand firm on petty things but compromise on values.

Winners follow the philosophy of empathy: "Don't do to others what you don't want them to do to you";
Losers follow the philosophy, "Do it to others before they do it to you."

Winners make it happen;
Losers let it happen.

Choose today, which type you are, but don't say it , because if you say what you choose, he he he, you are the looser. Just keep in your heart

Surya pas lagi nyapu & main laptop

Surabaya, 09 Mar 2008

Ini adalah foto Surya ama mainan laptopnya & yg bawah itu Surya lagi nyapu :)






Surya tambah kurus karena baru sembuh dari sakit flu. Tgl 5 Mar siang Surya gak mau makan, akhirnya malam Surya dibawa ke dokter. Eh malam sekitar jam 9 nangis terus gak mau diam, sampai akhirnya jam 11 an Surya baru bubuk. Papa & mama mengira pasti Surya inget-inget suster yang pulang gak balik lagi.... Suster juga mokong, pamit kakek meninggal eh malah minggat.... semoga Surya dapat pengganti pengasuh yang lebih baik ya....

Hari ini walaupun masih meler & ada batuknya, Surya sudah mulai aktif bermain.
Semoga Surya udah gak inget-inget Suster lagi.

Tuhan memberkatimu selalu!

MANDIKAN AKU BUNDA......

(dapat dari milist sebelah......)

Di bawah ini adalah salah satu contoh tragis. Sering kali orang tidak mensyukuri apa yang diMILIKInya sampai akhirnya .....

Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran. Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.

Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka. Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ''alif'' dan huruf terakhir ''ya'', jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain. Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal?'' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadual Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak. ''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya. Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek.

Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.

Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah swt sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.

Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.

Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan. Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan?'' Saya diam saja. Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat.

Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja. Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba.

Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.

  • Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
  • Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
  • Sering kali orang sibuk 'di luaran', asyik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang2 di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.
  • Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.
  • Pelajaran yang sangat menyedihkan.
Semoga yang membacanya bisa mengambil makna yang terkandung dalam kisah tsb.

Catch the chance, keep and manage it well !

BeRdOa dGn IMAN


Saat makan siang dengan beberapa teman, salah seorang dokter bedah bertanya kepada saya," dokter, operasi terhebat apakah yang pernah anda lakukan?"

Saya bingung harus menjawab operasi yg mana. Saya sudah banyak melakukan operasi Dan semuanya menuntut keahlian, kesabaran, ketelitian yg tinggi.

Kemudian saya teringat pada operasi yg dijalani oleh gadis kecil yg hanya mempunyai harapan 10% saja untuk hidup.

Malam itu para perawat membawa seorang gadis kecil yg berwajah pucat masuk ke-ruang operasi. Waktu itu pikiran saya sedang dipenuhi berbagai macam persoalan yang berat. Ketika para perawat sedang mempersiapkan pembiusan, gadis kecil ini bertanya kepada saya ....

"Dokter bolehkah saya menanyakan sesuatu ?"

"Ya sayang, apa yg ingin kamu tanyakan?"....

"Setiap malam sebelum tidur saya selalu berdoa, sekarang sebelum operasi dimulai, bolehkah saya berdoa?"......

"Baiklah anak manis, engkau memang harus berdoa, jangan lupa berdoa juga untuk saya.".........

Kemudian gadis kecil itu melipat kedua tanganya Dan berdoa......"Yesus, engkau gembala yang baik, berkatilah domba kecilMu malam ini, dalam kegelapan, kiranya Engkau dekat denganku, lindungi aku sampai datangnya sinar mentari esok pagi" Dan berkati pula dokter yg akan mengoperasiku."

Setelah menutup doanya gadis kecil itu berkata " sekarang saya sudah siap Dokter.
Mata saya berkaca2, melihat betapa besar iman yang dimiliki gadis kecil tersebut. Malam itu sebelum saya mulai operasi, saya berdoa......

" Tuhan yg baik, engkau boleh tidak membantuku dalam operasi yang lain, tapi kali ini bantulah aku untuk menyelamatkan gadis kecil ini," kemudian saya mulai mengoperasi gadis kecil itu Dan keajaiban terjadi, dia disembuhkan.

Saat berpisah Dan melepas gadis kecil itu untuk kembali ke rumah, maka saya sadar sesungguhnya sayalah " pasien" yg menjalani operasi iman. Gaya hidup gadis kecil itu mengajarkan bahwa jika Kita menyerahkan seluruh masalah Dan beban hidup Kita ke dalam tangan Tuhan, maka Dia akan memulihkan Dan menolong Kita.

Doa Dan iman !......

Membuat Kita yakin bahwa Tuhan mampu memelihara Dan menjaga harapan yang Kita gantungkan kepadaNya.

Doa menjadikan iman sebuah kenyataan. Doa yg dinaikkan dengan iman akan menghapuskan kekuatiran di dalam hati Kita, sehingga DOA itu akan mendatangkan mujizat. Tidak Ada yg mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya, karena itu tetaplah berdoa dengan penuh kenyakinan Dan pengharapan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.



Yohanes 16 : 24
"Sudahkah kamu berdoa dengan iman ? Mintalah maka kamu akan menerima dengan penuh sukacita.........."

Renungan: MENYALAHKAN ORANG ITU TIDAK PENTING

Aku baru masuk kuliah saat bertemu dengan Keluarga White. Mereka sangat berbeda dengan keluargaku, namun aku langsung merasa betah bersama mereka.Aku dan Jane White berteman di sekolah, dan keluarganya menyambutku-orang luar-seperti sepupu jauh.

Dalam keluargaku, jika ada masalah, menyalahkan orang itu selalu penting. "Siapa yang melakukan ini?" ibuku membentak melihat dapur berantakan. "lni semua salahmu, Katharine," ayahku berkeras jika kucing berhasil keluar rumah atau mesin cuci piring rusak.

Sejak kami kecil, aku dan saudara-saudaraku saling mengadu. Kami menyiapkan kursi untuk si Terdakwa di meja makan. Tapi Keluarga White tidak mencemaskan siapa berbuat apa. Mereka merapikan yang berantakan dan melanjutkan hidup mereka.

lndahnya hal ini kusadari penuh pada musim panas ketika Jane meninggal.

Keluarga White memiliki enam anak: tiga lelaki, tiga perempuan. Satu putranya meninggal saat masih kecil, mungkin karena itulah kelima yang tersisa menjadi dekat. Di bulan Juli, aku dan tiga putri White memutuskan berjalan-jalan naik mobil dari rumah mereka di Florida ke New York.

Dua yang tertua, Sarah dan Jane, adalah mahasiswa, dan yang terkecil, Amy, baru menginjak enam belas tahun. Sebagai pemilik SIM baru yang bangga, Amy gembira ingin melatih keterampilan mengemudinya selama perjalanan itu. Dengan tawanya yang lucu, ia memamerkan SIM-nya kepada siapa saja yang ditemuinya. Kedua kakaknya ikut mengemudikan mobil pada bagian pertama perjalanan, tapi saat mereka tiba di daerah yang berpenduduk jarang, mereka membolehkan Amy mengemudi.

Di suatu tempat di South Carolina, kami keluar dari jalan tol untuk makan. Setelah makan, Amy mengemudi lagi. Ia tiba di perempatan dengan tanda stop untuk mobil dari arah kami. Entah ia gugup atau tidak memperhatikan atau tidak melihat tandanya tak akan ada yang tahu. Amy terus menerjang perempatan tanpa berhenti. Pengemudi trailer semi-traktor besar itu tak mampu mengerem pada waktunya, dan menabrak kendaraan kami. Jane langsung meninggal.Aku selamat hanya dengan sedikit memar.

Hal tersulit yang kulakukan adalah menelepon Keluarga White dan memberitakan kecelakaan itu dan bahwa Jane meninggal. Sesakit apa pun perasaanku kehilangan seorang sahabat, aku tahu bagi mereka jauh lebih pedih kehilangan anak.

Saat suami-istri White tiba di rumah sakit, mereka mendapatkan dua putri mereka di sebuah kamar. Kepala dibalut perban; kaki Amy digips. Mereka memeluk kami semua dan menitikkan air mata duka dan bahagia saat melihat putri mereka.

Mereka menghapus air mata kedua putrinya dan menggoda Amy hingga tertawa sementara ia belajar menggunakan kruknya. Kepada kedua putri mereka, dan terutama kepada Amy, berulang-ulang mereka hanya berkata, "Kami gembira kalian masih hidup." Aku tercengang. Tak ada tuduhan. Tak ada tudingan.

Kemudian, aku menanyakan Keluarga White mengapa mereka tak pernah membicarakan fakta bahwa Amy yang mengemudi dan melanggar rambu-rambu lalu lintas.

Bu White berkata, "Jane sudah tiada, dan kami sangat merindukannya. Tak ada yang dapat kami katakan atau perbuat yang dapat menghidupkannya kembali. Tapi hidup Amy masih panjang. Bagaimana ia bisa menjalani hidup yang nyaman dan bahagia jika ia merasa kami menyalahkannya atas kematian kakaknya?"

Mereka benar. Amy lulus kuliah dan menikah beberapa tahun yang lalu.Ia bekerja sebagai guru sekolah anak luar biasa. Putrinya sendiri sudah dua, yang tertua bernama Jane.

Aku belajar dari Keluarga White bahwa menyalahkan sebenarnya tidak penting. Bahkan, kadang-kadang, tak ada gunanya sama sekali.

Source: Unknown

Video clip perkembangan janin (9 months)

Song of today :



Faye Wong - Eyes on Me